Bahasa dan Struktur Sosial
DOI:
https://doi.org/10.21111/at-tadib.v7i1.531Kata Kunci:
fushâ dan Âmiyah, bahasa percakapan, diglossia, budaya patriarkisAbstrak
Keterkaitan bahasa dengan konteks sosial budaya yang sangat erat telahmembantu bahasa itu sendiri untuk melahirkan varian-varian cabangnya. Palingtidak, satu bahasa standar memiliki satu varian cabang yang disebut denganbahasa percakapan “yang tidak standarâ€.Perbedaan tingkat bahasa inilah, yang menyebabkan munculnya fenomenadiglossia, sehingga dalam bahasa Arab, misalnya, terdapat bahasa fushâ dan Âmiyah.Meskipun perbedaan antara keduanya tidak terlalu mencolok, namun tetap sajamampu menggambarkan tingkat sosial masing-masing penuturnya, Fushâdianggap sebagai bahasa resmi dan milik masyarakat struktur sosial tinggi,sedangkan Âmiyah dianggap tidak resmi dan dimiliki oleh masyarakat struktursosial rendah.Sebenarnya keresmian dan kehalusan bahasa ini banyak didasarkan padaunsur kepantasan, dan standar kepantasan yang diterapkan oleh masing-masingbangsa berbeda-beda.Bahasa adalah cerminan budaya masyarakat penuturnya, sehingga dapatdikatakan bahwa seksisme dalam bahasa Arab adalah cerminan budaya patriarkismasyarakatnya. Masyarakat Arab memandang segala sesuatu yang berhubungandengan wanita harus dilindungi dan dijaga, dan pria memiliki peran sentral dalamkehidupan keluarga dan masyarakat. Maka dari itu, dalam bahasa Arab, hampirsemua kata yang menunjukkan wanita (mu’annats) adalah kata bertanda (marked),yang asalnya adalah kata dengan pengertian laki-laki (mudzakkar). Tanda-tandayang dibubuhkan biasanya dalam bentuk ta’ marbûkah, alif maqcûrah, dan alifmamdûdah.Contoh lain dari hal ini dapat dilihat pada fenomena pemberian namayang baik pada anak-anak perempuan, sehingga dengan nama yang baik inianak-anak perempuan mereka dapat terjaga dan terlindungi.##submission.downloads##
Telah diserahkan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Copyright Notice
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.  Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.
- The author warrants that the article is original, written by stated author(s), has not been published before, contains no unlawful statements, does not infringe the rights of others, is subject to copyright that is vested exclusively in the author and free of any third party rights, and that any necessary written permissions to quote from other sources have been obtained by the author(s).

AT-TA'DIB: Journal of Pesantren Education Published by Faculty of Tarbiyah, University of Darussalam Gontor, Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Based on a work at https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/tadib/index


