مسؤولية الطفل في جريمة القتل في المادة 340 في القانون الجنائي في نظام القضاء الأحداث من نظر فقه الجناية دراسة تحليلية من قرار رقم (16/Pid.Sus-Anak/PN.Cbn) ر:

Authors

  • Muhammad Rusydianta unida gontor
  • Iqbal Ainurridho unida gontor

DOI:

https://doi.org/10.21111/jicl.v1i2.3878

Abstract

Anak merupakan karunia yang diberikan Allah yangmemiliki harkat dan martabat dan sebagai generasi penerusbangsa, maka sudah selayaknya bagi mereka mendapatkanperlindungan khusus dari pemerintah. Seiring berjalannyawaktu tindak pidana telah berkembang dengan pelaku yangtidak hanya dari orang dewasa saja, melainkan anak-anak.Dalam pengaturan tindak pidana anak telah diatur dalamKUHP dalam alasan pemaaf pada pasal 45, 46, 47. Namundengan berkembangnya zaman, seorang anak dianggap perluuntuk menjalani hukuman atas kesalahan yang diperbuatnya,sehingga dibentuklah suatu aturan khusus yang mengaturtentang tindak pidana yang dilakukan anak dalam UU No 11Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Sepertihalnya kasus pembunuhan yang dilakukan anak di daerahCirebon pada putusan No: 16/Pid.Sus-Anak/2016/PN.Cbn.Dalam Sudut Pandang hukum Islam yaitu fiqih jinayat jugatelah diatur pertanggungjawaban dalam tindak pidana anak.Atas dasar itu, penulis penulis tertarik untuk mengetahui danmengkaji lebih dalam tentang pertanggungjawabanpelakupembunuhan berencana pada putusan No. 16/Pid.Sus-Anak/2016/PN.Cbn ditinjau dari fiqih jinayat.Dalam penelitinini penulis menggunakan Metode DescriptiveKualitatif.Dengan jenis penelitian Pustaka atau Library research.Dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakanmetode Documentary.Dari penelitian ini, bisa disimpulkanbahwa,dikarenakanpelaku tindak pidana pembunuhanberencana dalam kasus ini adalah anak berumur 16 tahun dansudah memenuhi asas-asas pertanggungjawaban dalam Islam,maka pertanggungjawabanpelaku dalam putusan No. 16/Pid.SusAnak/2016/PN.Cbn menurut fiqih jinayatadalah ia akan tetapbertanggungjawab atas perbuatannya dengan di hukum qishash,karena batas baligh anak menurut imam syafi’i adalah 15 tahunbagi yang sudah junub atau belum Junub.Oleh sebab itu, bagianak yang sudah berusia di atas 15 tahun, maka dia sudah bisa dianggap baligh, dan mampu bertanggungjawab atas perbuatannya.

References

القرآن الكريم
الجزيري، عبد الرحمن بن محمد عوض، الفقه على المذاهب الأربعة، الجزء الخامس،
لبنان: دار الكتب العلمية، 1424هـ - 2003م.
ّ الطي َ ار، أ. د. ع ّ بد الله بن محمد، أ. د. عبد الله بن محم ّ د المطلق، د. محمد بن إبراهيم
.م2011 ،شر
المو َسى، ِ الف ُ قه الميَ ّس، الجزء السابع الرياض: مدار الوطن للنّ
جماعة من العلماء، الموسوعة الفقهية الكويتية، الجزء السادس، الكويت،وزارة
الأوقاف والشئون الإسلامية، 1427 - 1404ه.
ُد ْبيَ ِ ان، أبوعمر ا ّ بن محمد الد ْبيَ ِ ان، موسوعة أحكام الطهارة، الجزء السادس، الرياض:
مكتبة الرشد، 2005م.
عودة، عبد القادر، التشريع الجنائي الإسلامي مقارناً بالقانون الوضعي، ّ الجزءالأول،
بيروت دار الكاتب العربي
Azwar,Hanifah, “Penyertaan Dalam Pembunuhan Berencana dalam Hukum
Pidana Islam dan Hukum Positif” skripsi Fakultas Syari’ah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, (Jakarta
: 2011).
Berek, Egidius Klau, Sanksi Pidana Terhadap Tindak Pidana Pembunuhan
Oleh Anak Di Pengadilan Negeri Denpasar, Hukum Fakultas Hukum
Universitas Wrmadewa Denpasar 2017.
Hanafi, Ahmad,Asas-Asas Hukum Pidana Islam, Jakarta: Bulan Bintang,
1967
Marlina, Peradilan Pidana Anak di Indonesia, Bandung: PT Refika Aditama,
juli 2012.
Sumara, Dadan, Sahadi Humaeda, Meilanny Budiarti Santoso, Kenakalan
Remaja dan Penanganannya, Jurnal Peneltian dan PPM Universitas
Padjadjaran, Vol.4 No.2 , Juli , 2017
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Putusan No: 16/Pid.Sus-Anak/2016/PN Cbn.
Undang – Undang No 3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak
Undang – Undang No 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak.
Undang – Undang No 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak

Downloads

Published

2018-06-07

How to Cite

Rusydianta, M., & Ainurridho, I. (2018). مسؤولية الطفل في جريمة القتل في المادة 340 في القانون الجنائي في نظام القضاء الأحداث من نظر فقه الجناية دراسة تحليلية من قرار رقم (16/Pid.Sus-Anak/PN.Cbn) ر:. Journal of Indonesian Comparative of Syari’ah Law, 1(2), 77–94. https://doi.org/10.21111/jicl.v1i2.3878