Resepsi Komunitas Peduliodgj.id Mengenai Konten Video Stop Sebut “Orang Gila”, ODGJ Juga Manusia!

Authors

  • Amelia Haerunisa Kalbis Institute
  • Tangguh Okta Wibowo ID Scopus 57208619595, Kalbis Institute

DOI:

https://doi.org/10.21111/ejoc.v7i1.7726

Keywords:

resepsi khalayak, ODGJ, ODGJ Juga Manusia, peduliodgj.id, “orang gila”, resepsi, audience reception, ODGJ Juga Manusia!, “crazy man”, reception

Abstract

AbstrakOrang dengan gangguan Jiwa (ODGJ) merupakan salah satu golongan yang masih dipandang “berbeda” untuk dapat diterima di lingkungan keluarga dan masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat belum teredukasi dengan baik tentang pemahaman ODGJ. Untuk menyadarkan pentingnya peduli terhadap ODGJ maka media perlu mengangkat isu tentang ODGJ, seperti konten video Stop Sebut “Orang Gila”, ODGJ Juga Manusia! di sebuah kanal YouTube. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui resepsi komunitas Peduliodgj.id mengenai isi video tersebut. Studi ini menggunakan teori resepsi khalayak dari Stuart Hall untuk melihat fenomena tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah wawancara mendalam terhadap enam informan dari komunitas Peduliodgj.id. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan posisi dari setiap informan mengenai pemaknaan ODGJ dalam konten video tersebut. Posisi yang didominasi hegemoni-dominan pada pemahaman bahwa penyebutan orang “gila” berdampak buruk untuk ODGJ, posisi negosiasi lebih pada pemahaman bahwa gangguan jiwa dan gangguan fisik harus diperlakukan dengan sama, dan terakhir, posisi oposisi lebih pada pemahaman bahwa seseorang yang pergi ke psikolog masih dipandang aneh.AbstractPeople with mental disorders (ODGJ) are one of the groups that are still considered strange to be accepted in the family and community because the community has not been properly educated about understanding ODGJ. To realize the importance of caring for ODGJ, the media must raise issues about ODGJ, such as video content Stop Sebut “Orang Gila”, ODGJ Juga Manusia! . This study aims to determine the reception of the Peduliodgj.id Community regarding Video Content Stop Sebut “Orang Gila”, ODGJ Juga Manusia! . This study uses the encoding-decoding theory by Stuart Hall. The paradigm used is constructivism with a descriptive qualitative approach. The research method used is reception analysis. The results of the study indicate that there are differences in the position of each informant regarding the meaning of ODGJ in that video. Positions that are dominated by hegemony are dominant in the discussion of the mention of crazy people having a bad impact on ODGJ. Positions that are dominated by negotiations on the discussion of mental disorders and physical disorders must be treated equally. Opposition-dominated positions on discussing someone who goes to a psychiatrist and psychologist are still in a strange field.  

Author Biographies

Amelia Haerunisa, Kalbis Institute

Prodi Ilmu Komunikasi, Kalbis Institute, Jakarta

Tangguh Okta Wibowo, ID Scopus 57208619595, Kalbis Institute

Prodi Ilmu Komunikasi, Kalbis Institute, Jakarta

References

Agustin, S. (2021). Seputar ODGJ dan gangguan kejiwaan yang sering dialaminya. https://www.alodokter.com/seputar-odgj-dan-gangguan-kejiwaan-yang-sering-dialaminyaAnna, K. B., Akemat, Novy, H., & Heni, N. (2011). Keperawatan kesehatan jiwa komunitas cmhn (basic course). EGC.Anwar, F. (2015). Saat bertemu orang dengan gangguan jiwa, haruskah menghindar?. Detik.com. Diakses pada tanggal 4 Juni 2022. Diakses dari https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3041281/saat-bertemu-orang-dengan-gangguan-jiwa-haruskah-menghindarAyuningtyas, D., Misnaniarti, M., & Rayhani, M. (2018). Analisis Situasi KesehAyuningtyas, D., Misnaniarti, M., & Rayhani, M. (2018). Analisis Situasi Kesehatan Mental Pada Masyarakat Di Indonesia Dan Strategi Penanggulangannya. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 9(1), 1–10. https://doi.org/10.26553/jikm.2018.9. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 9(1), 1–10.Baran, S. J. (2010). Pengantar komunikasi massa: literasi media dan budaya. Salemba Humanika.Cahyani, N. D. (2019). Peran kader kesehatan dalam memberdayakan keluarga dengan anggota keluarga gangguan jiwa di desa banyuraden wilayah kerja puskesmas gamping ii sleman [Poltekkes Jogja]. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3690/Dewi, O. I. P., & Nurchayati. (2021). Peran dukungan sosial keluarga dalam proses penyembuhan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Character : Jurnal Penelitian Psikologi, 8(1), 99–111. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/character/article/view/38498Hartono, Y., & Kusumawati, F. (2010). Buku ajar keperawatan jiwa. Salemba Medika.Ida, R. (2014). Studi media dan kajian budaya. Prenada Media Group.Manusia, M. (2021). Stop sebut “orang gila”, Stop Sebut “Orang Gila”, ODGJ Juga Manusia!! Youtube. https://www.youtube.com/watch?v=_3cKbiCl1EkMorissan. (2013). Teori komunikasi: individu hingga masa. Kencana Prenada Media Group.Mutumanikam, G. S., & Rahmiaji, L. R. (2019). Pembingkaian media terhadap orang dengan gangguan jiwa (odgj) dalam pemberitaan di detik.com. 8(1), 08–18. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/26191Notosoedirdjo, M., & Latipun. (2005). Kesehatan mental: konsep dan penerapan. Universitas Muhammadiyah Malang.Pujileksono. (2015). Metode peneltitan komunikasi kualitatif. Kelompok Intrans Publishing.RianTV. (2018). Channel youtube RianTV. https://www.youtube.com/channel/UCie1tN4rJ5Hqjjp5iMa8_pwSugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif kuantitatif dan R&D. Alfabeta.Yosep, I. (2010). Keperawatan jiwa. PT. Refika Aditama.

Downloads

Published

2022-06-30