Makna Simbol Komunikasi Melalui Uang Dan Piring Gantung (Barang Antik) Dalam Pernikahan Adat Suku Muslim Papua

Authors

  • Lian Frisdiana Komaria Kwando Universitas Dr Soetomo
  • Tony Sukasah Universitas Dr Soetomo
  • Teguh Dwi Putranto Universitas Airlangga

DOI:

https://doi.org/10.21111/ejoc.v6i1.5136

Keywords:

Simbol Komunikasi, Uang, Piring Gantung, Pernikahan, Suku Muslim Papua, Communication Symbols, Money, Hanging Plate, Marriage, Papuan Muslim tribes.

Abstract

AbstrakSuku Irarutu III adalah salah satu Suku dari 300 Suku di Papua yang mendiami Indonesia dengan mayoritas penduduk aslinya beragama Islam dengan daerah geografisnya berupa dataran yang dekat dengan laut. Kemajuan di Papua membuat masyarakat Papua telah mengalami pergeseran budaya dan juga tradisi yang ada di Papua sejak zaman dahulu. Penelitian ini bertujuan mengkaji makna simbolik dan mendeskripsikan tentang kebudayaan asli Papua secara dalam dari apek-aspek seperti nilai-nilai, pesan adat budaya dalam prosesi pernikahan bagi masyarakat Suku Irarutu III, antara lain dari sisi verbal, dan non verbal dengan menggunakan metode studi kasus. Kesimpulan yang didapat bahwa uang dan piring gantung dalam pernikahan adat suku muslim di Papua menyimbolkan makna sebagai media interaksi komunikasi dalam upacara-upacara adat antara lain dalam adat pernikahan agar terhindar dari fitnah, kedua mempelai dapat hidup sejahtera, mengarungi hidup bersama selamanya, dan bahagia. Simbol-simbol yang ada pada uang dan barang antik tersebut menjadi salah satu proses interaksi komunikasi antar kelompok khususnya Suku Irarutu III. Rekomendasi yang dapat dijadikan pertimbangan adalah perlunya keterlibatan masyarakat Papua dalam memahami dan melestarikan tradisi pernikahan adat di Papua dengan menggunakan uang dan piring gantung atau dengan benda sejenis dengan harga yang lebih terjangkau.AbstractThe Irarutu tribe is one of the 300 tribes that inhabit Indonesia with the majority of its original population being Muslim with its geographical area in the form of plains close to the sea. Progress in Papua has made the people of Papua experience a shift in culture and traditions that have existed in Papua since ancient times. This study aims to examine the symbolic meaning and to describe the indigenous Papuan culture in depth from aspects such as values, messages of cultural customs in the marriage procession for the people of the Irarutu III tribe, among others from the verbal and non-verbal side by using the case study method. The conclusion is that money and hanging plates in Muslim tribal weddings in Papua symbolize meaning as a medium for communication interaction in traditional ceremonies, including in wedding customs to avoid slander, the bride and groom can live in prosperity, wade through life together forever and be happy. The symbols in money and antiques are part of the communication interaction process between groups, especially the Irarutu III Tribe. Recommendations that can be taken into consideration are the need for the involvement of the Papuan community in understanding and preserving the traditional wedding tradition in Papua by using money and hanging plates or with similar objects at a more affordable price. 

References

Ahmadi, D. (2008). Interaksi Simbolik: Suatu Pengantar. Mediator: Jurnal Komunikasi, 9(2), 301–316.Blummer, H. (1969). Symbolic Interaction. Edgewood Cliffs. NJ: Prentice Hall.Creswell, J., & Poth, C. (2017). Qualitative inquiry and research design: Choosing among five approaches. California: Sage publications.Danial, E., & Wasriah, N. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Laboraturium Pendidikan Kewarganegaraan.Devito, J. (2013). The interpersonal communication book 13th ed. New Jersey: Pearson Education, Inc.Febriantiko, H. (2014). Perbandingan Prosesi Perkawinan Adat Keraton Yogyakarta Masa Sri Sultan Hamengkubuwono Viii Dan Ix. Avatara, 2(2).Hidayah, Z. (2015). Ensiklopedi suku bangsa di Indonesia. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.Iskandar, J. (2017). Etnobiologi dan keragaman budaya di indonesia. Umbara, 1(1).Kolil, M. T., Harliantara, H., & Susilo, D. (2020). Kebijakan Siaran Lokal Televisi Berjaring Kompas TV. ETTISAL : Journal of Communication. https://doi.org/10.21111/ejoc.v5i1.4353Langer, S. (1953). An introduction to symbolic logic. Dover Publications New York.Mulyana, D. (2008). Metode penelitian kualitatif: Paradigma baru ilmu komunikasi dan ilmu sosial lainnya. Remaja Rosdakarya.Rafa’al, M. (2017). Gaya Komunikasi Pemasaran di Pemerintah: Promotion Mix Destinasi Tujuan Wisata Kabupaten Raja Ampat. Jurnal Studi Komunikasi. https://doi.org/10.25139/jsk.v1i1.63Rahman, A., & Akhmad, K. (2008). Sejarah Teluk Bintuni, Awal Pemerintahan Kolonial Belanda di Papua Hingga Terbentuknya Pemerintahan Definitif Kabupaten Teluk Bintuni Pasca Pemekaran (1898-2006). Lanarka Publisher.Rahmawati, F. (2018). Makna tradisi Ruwat Agung Nuswantara Majapahit dalam komunikasi budaya di Desa Trowulan, Kec. Trowulan, Kab. Mojokerto, Jawa Timur. UIN Sunan Ampel Surabaya.Richard, W., & Turner, L. (2009). Teori Komunikasi. Salemba Humanika.Roslidah, N., & Komara, I. (2017). Culture Differences of Indonesia Ethnic Minorities in Non-verbal Communication. Jurnal Studi Komunikasi, 1(1). https://doi.org/10.25139/jsk.v1i1.60Saini, S. (2009). Barang-Barang Antik. http://saini-indoemistic.blogspot.com/2009/10/barang-barang-antik-barang-antik.htmlSinodegpipapua.org. (2019). Sirus, Rumah peradaban suku irarutu. http://sinodegpipapua.org/sirus-rumah-peradaban-suku-irarutu#:~:text=Suku Irarutu adalah salah satu,Teluk Bintuni%2C Kaimana dan Fakfak.Sparringa, D. (2003). Multikulturalisme dalam Multiperspektif di Indonesia. Surabaya, Forum Rektor Simpul Jawa Timur Universitas Surabaya.Sumiati, A., Mailinar, M., & Gunawan, H. (2021). Makna simbolik tradisi ayam bakakak pada adat perkawinan suku sunda di kelurahan dataran kempas kecamatan tebing tinggi kabupaten tanjung jabung barat. UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.Suripatty, C. (2016). Pulau Babo, Tempat Penyebaran Islam dan Basis Pertahanan Jepang. https://daerah.sindonews.com/berita/1122897/29/pulau-babo-tempat-penyebaran-islam-dan-basis-pertahanan-jepangSusilo, D., Putranto, T., Neu, M., & Navarro, C. (2020). Nagekeo women’s cultural struggle as a flores sub-culture against the flow of civilization’s progress. Bricolage : Jurnal Magister Ilmu Komunikasi, 6(01), 001. https://doi.org/10.30813/bricolage.v6i01.2064Tualaka. (2009). Undang-Undang Perkawinan. Yogyakarta: New Merah Putih.

Downloads

Published

2021-06-30