HUBUNGAN BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL DENGAN TINDAKAN TIDAK AMAN PEKERJA GAMELAN DESA WIRUN, SUKOHARJO

Penulis

  • Anna Fauziah Universitas Sebelas Maret Surakarta
  • Seviana Rinawati Universitas Sebelas Maret Surakarta
  • Heni Hastuti Universitas Sebelas Maret Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.21111/jihoh.v6i1.5892

Abstrak

Pada Tahun 2017 angka kecelakaan kerja yang dilaporkan sebanyak 123.041 kasus dan meningkat pada Tahun 2018 hingga mencapai 173.105 kasus. Sebanyak 80% kecelakaan kerja di Indonesia disebabkan oleh tindakan tidak aman. Beban kerja fisik dan mental yang berlebihan dapat menimbulkan penurunan konsentrasi, kelelahan kerja, dan timbulnya reaksi tubuh yang dapat meningkatkan risiko munculnya tindakan tidak aman. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan beban kerja fisik dan mental dengan tindakan tidak aman pekerja gamelan Desa Wirun, Sukoharjo. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Responden penelitian diperoleh dari seluruh pekerja gamelan Desa Wirun, Sukoharjo sejumlah 45 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji somers’d untuk analisis bivariat dan uji regresi logistik ordinal untuk analisis multivariat. Hasil uji korelasi somers’d menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara beban kerja fisik dengan tindakan tidak aman (p=0,000; r=0,531) dan ada hubungan yang signifikan antara beban kerja mental dengan tindakan tidak aman (p=0,000; r=0,550). Hasil regresi logistik ordinal diperoleh bahwa beban kerja mental memiliki pengaruh lebih besar (OR = 7,968) dalam terjadinya tindakan tidak aman dibanding dengan variabel beban kerja fisik (OR = 5,865). Simpulan penelitian yaitu ada hubungan yang signifikan antara beban kerja fisik dan mental dengan tindakan tidak aman pekerja gamelan Desa Wirun, Sukoharjo. Kata Kunci: Beban Kerja Fisik, Beban Kerja Mental, Tindakan Tidak Aman

Referensi

1. Damanik et al. Model Pengendalian Kesehatan Tenaga Kerja Pada Kegiatan Pengecoran Logam Tradisional Studi Kasus Di Kawasan Industri Batur Klaten-Jawa Tengah. J Teknosains. 2015;4(2):155–71.2. Primadianto et al. D. Pengaruh Tindakan Tidak Aman (Unsafe Act) dan Kondisi Tidak Aman (Unsafe Condition) terhadap Kecelakaan Kerja Konstruksi. J Dimens Pratama Tek Sipil. 2018;7(1):77–84.3. Bancin AM. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Tindakan Tidak Aman (Unsafe Action) Pada Pekerja Di PT. Kharisma Cakranusa Rubber Industry Tahun 2016. Respositori Inst USU. 2017;23–4.4. Sofiantika D, Susilo R. Hubungan Beban Kerja Dan Lingkungan Kerja Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada. J Keperawatan Muhammadiyah. 2020;(September):249–53.5. Londok et al. Hubungan Antara Beban Kerja, Pengetahuan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat di Tempat Pelelalangan Ikan. J Kesmas. 2020;9(1):77–83.6. Intani AC. Hubungan Beban Kerja dengan Stres pada Petani Lansia di Kelompok Tani Tembakau Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember. 2013;5–16.7. Mapanawang et al. Hubungan Antara Pengetahuan, Kompetensi, Lama Kerja, Beban Kerja Dengan Kejadian Tertusuk Jarum Suntik Pada Perawat Di Rsud Liun Kendage Tahuna. J EMBA J Ris Ekon Manajemen, Bisnis dan Akunt. 2017;5(3):4336–45.8. Saragih et al., FRP. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tindakan Tidak Aman pada Pekerja Lapangan PT. Telkom Cabang Dikilanag Kabupaten Dairi Tahun 2014. J Kesehat Masyarakat[e-journal]. 2014;1–9.9. Nurjanah BS. Perilaku Tidak Aman (Unsafe Behaviour) Pada Pekerja Di Unit Material PT. Sango Ceramics Indonesia Semarang. J Kesehat. 2015;14(2):91–182.10. Hidayah Z. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Praktik Penggunaan Masker pada Pekerja Bagian Pencelupan Benang di PT X Kabupaten Pekalongan. J Kesehat Masy Univ Diponegoro. 2013;2(1):1–8.11. Kurniawan et al. Hubungan Pengetahuan, Kelelahan, Beban Kerja Fisik, Postur Tubuh Saat Bekerja, Dan Sikap Penggunaan Apd Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja (Studi Pada Aktivitas Pengangkatan Manual Di Unit Pengantongan Pupuk Pelabuhan Tanjung Emas Semarang). J Kesehat Masy. 2018;6(4):393–401.12. Diannita R. Analisis Illumination Level terhadap Kecelakaan Kerja di Rumah Sakit XYZ Indonesia. J Ind Hyg Occup Heal. 2020;5(1):1–14.13. Alviantika, Rifai M. Hubungan Iklim Lingkungan Kerja Panas dan Beban Kerja Fisik dengan Perasaan Kelelahan pada Pekerja di Bagian Produksi PT. Adi Satria Abadi Yogyakarta. 2020;1–15.14. Ceballos-Vásquez P, Rolo-González G, Hérnandez-Fernaud E, Díaz-Cabrera D, Paravic-Klijn T, Burgos-Moreno M. Psychosocial Factors and Mental Work Load: A Reality Perceived By Nurses in Intensive Care Units. Rev Lat Am Enfermagem. 2015;23(2):315–22.15. Hakiim et al. Analisis Beban Kerja Fisik dan Mental Menggunakan CVL dan NASA-TLX pada Divisi Poduksi PT. X. Barometer. 2018;3(2):142–6.16. Maulana S. Hubungan Beban Kerja Fisik, Stres Kerja, dan Masa Kerja dengan Perilaku Berbahaya pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Bintang Makmur Sentosa Textil Industri Sragen. 2020;56–7.17. Syamtinningrum MDP. Pengembangan Model Hubungan Faktor Personal Dan Manajemen K3 Terhadap Tindakan Tidak Aman (Unsafe Action) Pada Pekerja PT. Yogya Indo Global. Inst Teknol Sepuluh Nop Surabaya. 2017;69–98.18. Lestari ED. Analisis Pengaruh Beban Kerja dan Konflik Pekerjaan-Keluarga terhadap Kinerja Karyawan dengan Stress sebagai Variabel Mediasi. Uiversitas Diponegoro; 2015.19. Akbar et al. Perbedaan Beban Kerja Mental dan Stres Kerja Guru SDN dengan Guru SLBN. J Ind Hyg Occup Heal. 2021;5(2):83–98.20. Rizqiansyah dkk. Hubungan antara Beban Kerja Fisik dan Beban Kerja Mental Berbasis Ergonomi terhadap Tingkat Kejenuhan Kerja pada Karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk Surabaya Branch Gempol. J Sains Psikol. 2017;6(1):37–42.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2021-10-24