Metodologi Tafsir Nasr Hamid Abu Zaid dan Dampaknya terhadap Pemikiran Islam
DOI:
https://doi.org/10.21111/tsaqafah.v12i2.758Keywords:
Liberalisasi, Relativisme, Relativitas, Relatif, Penafsiran, KonteksAbstract
Liberalisasi pemikiran Islam yang diklaim sebagai “pembaruan pemikiran Islam” tidak terlepas dari paham relativisme kebenaran, yaitu paham yang menyatakan bahwa tidak ada sebuah nilai yang memiliki kelebihan atas nilai-nilai yang lain, termasuk agama. Jika dikaitkan dengan penafsiran kitab suci, maka paham ini akan merelatifkan seluruh penafsiran. Tidak ada penafsiran yang lebih tinggi dari penafsiran lain, semuanya relatif tergantung masing-masing penafsir, sesuai latar belakang sosial, budaya, pendidikan, dan kecenderungan mereka. Salah satu tokoh yang gigih membela relativitas tafsir adalah Nasr Hamid Abu Zaid, dengan pemikiran dekonstruktifnya terhadap konsep wahyu dan metodologi barunya dalam menafsirkan al-Qur’an. Nasr Hamid mencoba membongkar keyakinan umat Islam yang selama ini telah mapan. Ia berusaha menghilangkan sakralitas al-Qur’an dengan menganggapnya sebagai produk budaya. Menurutnya, al-Qur’an hanyalah respons spontan terhadap kondisi masyarakat ketika ia turun sehingga sifatnya kontekstual. Oleh karenanya, penafsirannya pun harus melalui pendekatan konteks, bahkan tanpa perlu memedulikan teks, karena pemahamannya selalu berubah dan berkembang dari masa ke masa sesuai dinamika zaman. Penafsirannya pun diserahkan kepada siapa saja dengan latar belakang apa saja, serta sesuai kecenderungan dan kebutuhan zamannya. Akhirnya, penafsiran terhadap teks-teks keagamaan menjadi relatif seluruhnya, tergantung siapa yang menafsirkan. Akibatnya, tafsir-tafsir ulama, hukum-hukum syariat, konsep-konsep nilai, bahkan bangunan keilmuan Islam dapat didekonstruksi seluruhnya, karena semua itu relatif dan bisa berubah. Artikel ini mencoba mengklafirikasi sejauh mana tafsir itu relatif dan apa saja dampak negatif paham relativitas penafsiran Nasr Hamid terhadap pemikiran Islam.Downloads
References
Al-‘Aql, Nashir bin Abdul Karim. 2001. Al-Itijahât al-‘Aqlâniyyah al- Ḥadītsah. Riyadh: Dâr al-Faḍîlah.
Abu ‘Ashi, Muhammad Salim. 2010. Maqâlatâni fî al-Ta’wîl. Damaskus: Dâr al-Fârâbî.
Abu Zaid, Nasr Hamid. 1990. Mafhûm al-Naṣs. Kairo: al-Hai’ah al-Miṣriyyah al-’Âmmah li al-Kitâb.
_________. 1994. Naqd al- Khiṭâb al-Dîniy. Kairo: Sînâ li al-Nasyr.
_________. 1995. Al-Naṣṣ wa al-Ṣulṭah wa al-Ḥaqîqah. Beirut: al-Markaz al-Tsaqâfiy al-‘Arabiy.
_________. 2004. Hermeneutika Inklusif. Jakarta: ICIP.
_________. 1994. Al-Imâm al-Syâfi’iy. Kairo: Sînâ li al-Nasyr.
Bahiyyuddin, Muna Muhammad. 1429 H. Al-Tayyâr al-’Almâny al- Ḥadîts. Kairo: Dâr al-Yusr.
Al-Baqillani. 2000. al-Inṣâf fîmâ Yajib I’tiqâduhu wa lâ Yajûz al-Jahl bihi. Kairo: Maktabah al-Aẓariyyah li al-Turâts.
Al-Bukhari. 1990. Khalq Af’âl al-’Ibâd. Beirut: Mu’assasah al-Risâlah.
Ibnu Ahmad, Al-Qadhi Abd al-Jabbar. 1996. Syarḥ al-Uṣûl al-Kamsah. Kairo: Maktabah Wahbah.
Ibnu Katsir. 1999. Tafsîr al-Qur’ân al-’Aẓîm, Jil. 2. Riyadh: Dâr Ṭaibah li al-Nasyr wa al-Tauzî‘.
Ibnu Taimiyah. 1995. Majmû‘ Fatâwâ, Jil. 12. Riyadh: Majma’ Malik Fahd li al-Ṭibâ‘ah.
_________. 1996. Kitâb al-Îmân. Oman: al-Maktab al-Islâmiy.
Imarah, Muhammad. 2002. Al-Tafsîr al-Markîsi li al-Islâm. Kairo: Dâr al-Syurûq.
Al-Isnawy. 1981. Al-Tamhîd fî Takhrîj al-Furû‘ ‘alâ al-Uṣûl. Beirut: Mu’assasah al-Risâlah.
Al-Jauziyyah, Ibnu Qayyim. 2004. Mukhtaṣar al-Ṣawâ‘iq al-Mursalah, Dalam al-Hasan bin Abdurrahman al-’Alawy (Ed.). Riyadh: Maktabah Aḍwâ’ al-Salaf.
Al-Jurjani, Ali bin Muhammad. 1306 H. Al-Ta’riîfât. Kairo: al-Khairiyah.
Al-Qarafi, Syihabuddin. 1973. Syarḥ Tanqîh al-Fuṣûl. Beirut: Dâr al-Fikr.
Al-Sibt, Khalid bin ‘Utsman. 1991. Manâhil al-‘Irfân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, Dirâsah wa Taqwîm. Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah.
Al-Suyuthi. 2008. Al-Itqân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, Dalam Syaikh Syu’aib al-Arna’uth (Ed.). Beirut: Mu’assasah al-Risâlah.
Al-Syathibi. 1991. Al-Muwâfaqât fî Uṣûl al-Syarî’ah, Jil. 2. Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah.
Al-Thabari, Ibnu Jarir. 2000. Jâmi’ al-Bayân ‘an Ta’wîli Ây al-Qur’ân, Jil. 21, Dalam Ahmad Muhammad Syakir (Ed.). Riyadh: Mu’assasah al-Risâlah.
Al-Zarkasyi. 2006. al-Burhân fî ‘Ulûm al-Qur’ân. Kairo: Dâr al-Ḥadîts.
Zarkasyi, Hamid Fahmy. 2010. Liberalisasi Pemikiran Islam. CIOS-ISID-Gontor.
Zubair, Fahmi Salim. 2010. Kritik terhadap Studi al-Qur’an Kaum Liberal. Jakarta: Perspektif.
Al-Zuhaili, Wahbah. 1986. Uṣûl al-Fiqh al-Islâmiy, Jil. 1. Beirut: Dâr al-Fikr.
Al-Zurqani, Abdul ‘Azim. 1995. Manâhil al-‘Irfân fî ‘Ulûm al-Qur’ân. Beirut: Dâr al-Kitâb al-‘Araby.
Downloads
Submitted
Published
Issue
Section
License
The author whose published manuscript approved the following provisions:
- The right of publication of all material published in the journal / published in the Tsaqafah is held by the editorial board with the knowledge of the author (moral rights remain the author of the script).
- The formal legal provisions for access to digital articles of this electronic journal are subject to the terms of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License (CC BY-NC-SA 4.0), which means that Tsaqafah reserves the right to save, transmit media or format, Database), maintain, and publish articles without requesting permission from the Author as long as it keeps the Author's name as the owner of Copyright.
- Printed and electronic published manuscripts are open access for educational, research and library purposes. In addition to these objectives, the editorial board shall not be liable for violations of copyright law.
- It is a serious offense for anyone to publish any article of Tsaqafah without permission.