Dakwah Hamka Menjawab Isu-Isu Kenegaraan dalam Tafsir Al-Azhar

Authors

  • Akmal Rizki Gunawan Hasibuan Universitas Islam 45 (Unisma) Bekasi
  • Agustina Agustina universitas Islam 45 Bekasi

DOI:

https://doi.org/10.21111/tsaqafah.v15i1.2937

Keywords:

Hamka, State Issues, Tafseer Al-Azhar, Islam, Ideology

Abstract

AbstractThis explained that Buya Hamka was an Indonesian interpreter who had a major influence on efforts in grounding state values. This paper confirms that the discourse on state issues in al-Azhar's interpretation delivered by Hamka has a selective and accommodating impression. For example, in the context of religious and state relations, he was more inclined to Husein Muhammad Haikal's opinion which is said that in Islam there is a set of principles, moral and ethical values related to the life of society and the state. Whereas in its implementation, Islam does not determine the standard system of government, but Islam has the right to determine the system to be used. As for the state ideology, there were found inconsistencies in Hamka's thinking, a kind of development or shift in Hamka's attitude. On the one hand, Hamka wants an ideology of Islam in Indonesia, while on the other hand, he recognizes Pancasila as a state ideology. It is not another due in around the fifties, Muslims suspected with so many interpretations and differences of interpretation concerning the Pancasila as the State ideology, moreover, the interpretation of the secular group. The approach used in this study is an interpretive approach in order to understand a figure's thoughts/interpreters through their works.Keywords: Hamka, State Issues, Al-Azhar Interpretation.AbstrakIni memaparkan bahwa Buya Hamka (1908-1981) adalah salah seorang tokoh tafsir Indonesia yang punya pengaruh besar terhadap upaya pembumian nilai-nilai kenegaraan. Tulisan ini menegaskan bahwa wacana isu-isu kenegaraan dalam tafsir al-Azhar yang disampaikan oleh Hamka kepada para pembaca tafsirnya memiliki kesan selektif dan  akomodatif. Seperti misalnya, konteks hubungan agama dan negara, Hamka lebih cenderung kepada pendapat Muhammad Husein Haikal, yang mana dikatakan bahwa dalam Islam terdapat seperangkat prinsip dan tata nilai moral serta etika yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sedangkan  dalam pelaksanaannya, Islam tidak menentukan sistem pemerintahan baku, akan tetapi Islam berhak menentukan sistem yang akan digunakan. Adapun mengenai ideologi negara, ditemukan adanya inkonsistensi dalam pemikiran Hamka, semacam perkembangan atau pergeseran sikap Hamka. Di satu sisi Hamka menginginkan Indonesia berideologi Islam, sedangkan disisi lain ia mengakui Pancasila sebagai ideologi negara. Hal tersebut tidak lain dikarenakan pada sekitar tahun lima puluhan, umat Islam curiga dengan banyaknya penafsiran dan perbedaan penafsiran mengenai Pancasila sebagai ideologi negara, terlebih lagi penafsiran dari kelompok sekuler. Adapun pendekatan yang digunakan dalam studi ini adalah pendekatan interpretasi (interpretatif approach) dalam rangka memahami pemikiran seorang tokoh/mufasir melalui karya-karyanya.Kata Kunci: Hamka, Isu-Isu Kenegaraan, Tafsir Al-Azhar.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Artawijaya, Belajar dari Partai Masjumi. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, Cet I, 2014.

Azra, Azyumardi. Historiografi Islam Kontemporer: Wacana, Aktualitas, dan Aktor Sejarah.Jakarta: Gramedia, Cet. I, 2002.

Gunawan, Akmal R. Dimensi Politik Tafsir Al-Azhar: Kajian Nilai-Nilai Pancasila. Tangerang Selatan: Cinta Buku Media, 2016.

Hamka, Tafsir Al-Azhar. Jakarta: PT Pustaka Panjimas, 2004.

----------, Tafsir Al-Azhar. Jakarta: Pustaka Panjimas, 2008.

----------, Tafsir Al-Azhar. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982.

----------, Tafsir Al-Azhar. Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd, cet. 4, 2001.

----------, Irfan. Ayah. Jakarta: Republika, 2013.

----------, Kenang-kenangan Hidup. J. 1. Jakarta: Bulan Bintang, 1979.

----------, Kenang-kenangan Hidup. J. 2. Jakarta: Bulan Bintang, 1979).

----------, Tasawuf Modern. Jakarta: Pustaka Panjimas,1987.

----------, Pribadi Hebat. Jakarta: Gema Insani, 2014.

----------, Dari Lembah Cita-Cita (Jakarta: Bulan Bintang, 1982.

----------, Umat Islam Menghadapi Tangan Kristenisasi dan Sekulerisasi. Jakarta: Pustaka Panjimas, 2003.

----------, Keadilan Sosial dalam Islam (Jakarta: Gema Insani, 2015.

Hamka, dalam Rusjdi (ed.), Islam: Revolusi Ideologi dan Keadilan Sosial. Jakarta: PT Pustaka Panjimas, 1984.

Hamka, Nasir, Muzakkir, Anshary, Singodimedji, Debat Dasar Negara Islam dan Pancasila Konstituante 1957: Urat Tungang Pancasila. Jakarta: Pustaka Panji Mas, 2001.

Hamka, Dari Hati ke Hati. Jakarta: Gema Insani Press, Cet I, 2016.

Hanafi, Muchlis M. et. al. Tafsir Al-Qur’a>n Tematik; Al-Qur’a>n dan Kenegaraan, Jakarta: LPMA, 2011.

Hidayat, Komaruddin. Kontroversi Khilafah; Islam, Negara, dan Pancasila. Bandung: Mizan, 2014.

Karni, Asrori S. Hujatan Demokrasi: Potret Jurnalistik Pemilu Langsung Simpul Islam Indonesia Dari Moderat Hingga Garis Keras.Jakarta: PT Era Media Informasi, 2006.

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, Bandung: PT. Syaamil Cipta Media, 2005.

Madjid, Nurcholis. Islam Kemodernan dan Keindonesiaan. Jakarta: Mizan, 2008.

Mas’udi, Masdar Farid. Syarah UUD 1945 Persepektif Islam, Jakarta: PT. Pustaka Alvabet, 2013.

Nursheha Dzulhadi, Qosim. Buya Hamka dan Tafsir Al-Azhar. Medan: Litbang Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, Cet I, 2016.

Sjadzali, Munawir. Islam dan Tatanegara; Ajaran, Sejarah dan pemikiran, Jakarta: UI Press, 1993.

Syihab, Quraish. Wawasan al- Qur’a>n: Tafsir Maudhu’i atas Berbagai Permasalahan Umat. Bandung: Mizan: 1997.

Ulya, Hubungan Kekuasaan-Pengetahuan Dalam Pewacanaan Ulu al-Amr Q.S. An-Nisa’ (4): 59 Pada Tafsir Al-Azhar: Memotret Diskusi Dasar Negara Indonesia 1955-1966. Disertasi Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2016.

Submitted

2019-02-28

Accepted

2019-04-28

Published

2019-04-30