Strategi Daya Tarik Wisata Telaga Ngebel Ponorogo dalam Menghadapi Krisis pada Masa Pandemi COVID-19

Penulis

  • Boy Ghozy Fadholi University of Darussalam Gontor
  • Rila Setyaningsih Universitas Darussalam Gontor

DOI:

https://doi.org/10.21111/sjic.v4i2.7547

Kata Kunci:

Manajemen Krisis, Daya Tarik Wisata, Telaga Ngebel, Situasi COVID-19, Crisis Management, The Tourist Enchantment, Ngebel Lake, Covid-19 Scenario

Abstrak

AbstrakDaya Tarik Wisata (DTW) Telaga Ngebel adalah salah satu sektor pariwisata terdampak akibat penyebaran COVID-19. Hal ini menyebabkan krisis kepariwisataan di DTW Telaga Ngebel. Manajemen krisis merupakan cara yang digunakan untuk menghadapi krisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen krisis kepariwisataan di DTW Telaga Ngebel pada menghadapi situasi COVID-19. Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif menggunakan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi serta dokumentasi. Teknik analisis data yang dipergunakan pada penelitian ini ialah reduksi data, penyajian data, serta menarik kesimpulan. Triangulasi pada penelitian ini menggunakan triangulasi sumber serta triangulasi teknik. hasil penelitian menunjukkan bahwa tahapan krisis di DTW Telaga Ngebel melalui empat tahapan yaitu tahap prodromal, akut, kronis, dan penyembuhan. Manajemen krisis dilakukan oleh Disbudparpora Kab. Ponorogo dan satgas COVID-19 Kec. Ngebel dengan langkah 1) Identifikasi dan analisis krisis yang menyebutkan bahwa krisis yang terjadi di DTW Telaga Ngebel merupakan krisis SDM Pariwisata dan krisis pemasaran. 2) Isolasi krisis dengan memberlakukan buka-tutup dan pembatasan kunjungan wisatawan DTW Telaga Ngebel. 3) Pemilihan strategi untuk menanggulangi krisis bencana non-alam dengan strategi adaptif yang diterapkan oleh pengelola DTWTelaga Ngebel. 4) Program pengendalian guna menjadikan DTW Telaga Ngebel menjadi destinasi daya tarik wisata yang aman pada masa COVID-19. AbstractThe vacationer attraction (DTW) of Ngebel Lakeis one of thetourism sectorsstricken by theincomplete spread of COVID-19. This has caused a tourism disaster in DTW Telaga Ngebel. disaster control is a way used in dealing with crises. Thisstudy goalsto determinethe management of thetourism crisis at Ngebel Lake in managing the COVID-19 state of affairs. This studies makes use of a qualitative method with a case take a look at method. records turned into accrued via interviews, commentary and documentation. information evaluation techniques used on thisstudies arefactsreduction,records presentation, and drawing conclusions. Triangulation in thislook at usessupply triangulation and approach triangulation. The consequences confirmed thattheranges of the crisisin Telaga Ngebel DTW went thru four degrees, namely the prodromal level, the acute stage, the chronic degree, and the recovery degree. disaster management is finished through Disbudparpora Kab. Ponorogo and the COVID-19 assignment force inside the district. Ngebel with steps 1) disaster identity and analysis which states that the crisis that took place in Telaga Ngebel DTW is a tourism HR crisis and a advertising crisis. 2) Isolation of the disaster by means of imposing beginning and ultimate and restrictions on tourist visits to Telaga Ngebel DTW. three) selection of techniques to cope with non-natural catastrophe crises with adaptive strategies implemented through the supervisor of the Telaga Ngebel DTW. 4) control program to make Telaga Ngebel DTW a safe vacationer attraction at some stage in the COVID-19 length.

Referensi

Anggraini, N. putu D., & Arida, I. N. S. (2018). Implementasi.Manajemen Krisis.Pariwisata Pada Kebun Raya.Eka Karya Bali. Jurnal Destinasi Wisata, 6(1), 184–191.Early, 2021 Manajemen Krisis COVID-19 di Pondok Pesantren (Studi Kasus Manajemen Krisis Penanganan Covid-19 Di Pondok Modern Darussalam)Fink, S. (1986). Crisis Management : Planning for the Inevitable. New York: Amacom.Huberman, M. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press.Karyotis, G., Connolly, J., Collignon, S., Judge, A., Makropoulos, I., Rüdig, W., & Skleparis, D. (2021). What drives support for social distancing? Pandemic politics, securitization, and crisis management in Britain. European Political Science Review, 1–21. doi: 10.1017/S1755773921000205Kasali,R. (1994). Manajemen Public Relations Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.Kemenparekraf. (2018). SOP Pengelolaan Krisis Kepariwisataan. Kiki Handayani, 2014 Manajemen KrisisKreatif, K. P. dan E. (2020). Panduan Pelaksanaan Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan di Daya Tarik Wisata. Edisi Agus, 72.Oktarini, P. W., & Atmadi, G. (2020). Manajemen krisis destinasi wisata pasca bencana tsunami selat sunda oleh humas pemerintah. 02(02), 28–38. Purwaningwulan, Melly Maulin, 2013 “Public Relations Dan Manajemen Krisis Vol.11 No. 2” 11 (2) : 166– 175.Sari, (2017). Manajemen krisis dalam organisasi dakwah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sidoarjo. 7–30.Sekarbuana, M. W., Setyawati I Gusti Agung Alit, & Pascarani, 2017. Strategi Manajemen Krisis Public RelationsPT.AngkasaPura IBandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali dalam Menghadapi Dampak Erupsi Gunung Agung 2017. 1–12.Timothy L. Sellnow, M. W. S. (2013). Theorizing Crisis Communication (First)

##submission.downloads##

Diterbitkan

2022-08-08