Problem Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (PKBG) (Kajian kritis)
DOI:
https://doi.org/10.21111/at-tadib.v9i2.321Keywords:
Pendidikan Keluarga, Kesetaraan Gender, Feminisme, PKBGAbstract
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang sangat berpengaruh
pada akhlak. Sebab, untuk menanamkan akhlak pada anak tentu
memerlukan pembiasan sejak dini. Hanya saja, dalam perkembangannya,
saat ini pendidikan keluarga menghadapi tantangan. Di antara tantangan
tersebut datang dari pemikiran feminisme. Menurut pegiat feminis,
penerapan paham kesetaraan gender di Indonesia adalah suatu keniscayaan.
Mereka menganggap paham ini solusi untuk mengatasi kekerasan dan
diskriminasi atas perempuan dalam lingkungan pendidikan.
Pemikiran tersebut mendapat angin segar dari pemerintah. Dengan
dikeluarkannya Inpres No. 9/2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional maka pegiat feminisme bisa bebas menyebarkan
pemikirannya. Sebab, kebijakan ini meletakkan kesetaraan gender dalam
Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), program yang responsif gender
pun termuat dalam beberapa sektor pembangunan, diantaranya sektor
pendidikan
Lebih dari itu, pemikiran kesetaraan gender dalam pendidikan
keluarga yang diusung oleh feminis tersebut diperkuat dengan adanya buku
“Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Program Pendidikan Keluarga
Berwawasan Gender (PKBG) Dan Tata Cara Memperoleh Dana Bantuan
Dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat” oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Buku tersebut merupakan sebagai acuan
norma, standar, prosedur dan kriteria bagi para pembina, pengelola atau
penyelenggara program dan kegiatan PKBG dalam melaksanakan program
ini.
Fakta ini tentu sangat bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Sebab
dalam Islam, pendidikan keluarga tidak terbatas dengan kesetaraan gender.
Konsep keadilan dalam Islam bukan berarti menyamakan hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan. Untuk itu, pendidikan keluarga
hendaknya tetap berpegang pada syariah Islam yang telah ditetapkan
dalam al-Qur’an dan al-Hadits dan bukan paham dari Barat.
Downloads
Published
2016-01-26
How to Cite
Anwar, S. (2016). Problem Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (PKBG) (Kajian kritis). At-Ta’dib, 9(2). https://doi.org/10.21111/at-tadib.v9i2.321
Issue
Section
Articles
License
1. PROPOSED POLICY FOR JOURNALS THAT OFFER OPEN ACCESS
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
2. PROPOSED POLICY FOR JOURNALS THAT OFFER DELAYED OPEN ACCESS
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication, with the work [SPECIFY PERIOD OF TIME] after publication simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).