Pariwisata Halal di Aceh : Gagasan dan Realitas di Lapangan

Authors

  • Rahmat Saleh Universitas Syiah Kuala
  • Nur Anisah Universitas Syiah Kuala

DOI:

https://doi.org/10.21111/sjic.v1i2.2849

Keywords:

Pariwisata Halal, City Branding, Dampak Kunjungan Turis, Kreativitas Pesan Halal Tourism, Impact of Tourists Visit, Message Creativity

Abstract

AbstrakSalah satu yang terlintas ketika orang menyebut Aceh adalah penerapan Syariat Islam dalam setiap sendi kehidupan, tidak terkecuali dalam aspek pariwasata. Wisata halal merupakan upaya yang terus dilakukan oleh jajaran Pemerintah Aceh untuk mewujudkan merek Aceh sebagai simbol halal. Faktanya Aceh memenangkan tiga kategori dalam Kompetisi Pariwisata Halal Nasional 2016 versi Kemenpar RI. Potensi pariwisata Aceh pun sangat menjanjikan baik dari sisi keragaman dan keunikan budaya, kekhasan kuliner, cita rasa kopi, atmosfir di warung kopi, budaya Islami dan pesona alamnya yang indah dan natural. Upaya melakukan branding Aceh sebagai wisata halal menjadi tantangan yang tidak mudah untuk diimplementasikan. Label halal di Aceh sejatinya bukanlah sebuah terminologi yang perlu diperdebatkan lagi. Semua pihak percaya bahwa keabsahan halal di Aceh (khususnya kuliner) bahkan tidak memerlukan pengakuan di atas kertas berupa sertifikasi lembaga otoritas resmi seperti MUI. Namun ketika label halal ingin diwujudkan dalam aspek pariwisata, maka pertanyaannya adalah apa dan bagaimana wisata halal yang ingin diwujudkan di Aceh? Sejauh mana pengalaman label halal tersebut dapat dirasakan publik dan turis? Bagaimana branding halal dipahami oleh para pihak dan bagaimana ketersediaan infrastruktur yang mendukung branding wisata halal. Tulisan ini merupakan library research dan membahasnya dari perspektif komunikasi pemasaran dan kreativitas pesan dari sisi kehumasan. AbstractOne of the things that come to mind when people call Aceh is the application of Islamic Shari’a in every aspect of life, including the aspect of tourism. Halal tourism is an ongoing effort by the Acehnese Government to realize the Aceh brand as a halal symbol. The fact is that Aceh won three categories in the 2016 National Halal Tourism Competition held by the ministry of Tourism of Republic of Indonesia. Aceh’s tourism potential is very promising both in terms of diversity and unique culture, culinary peculiarities, coffee flavors, atmosphere in the coffee shop, Islamic culture and its natural and beautiful natural charm. Efforts to branding Aceh as halal tourism are challenges that are not easy to implement. The halal label in Aceh is actually not a terminology that needs to be debated again. All parties believe that the legal validity in Aceh (especially culinary) does not even require recognition on paper in the form of certification of official authority institutions such as the MUI. But when the halal label wants to be realized in the aspect of tourism, the question is what and how halal tourism wants to be realized in Aceh? How far can the experience of the halal label be felt by the public and tourists? How halal branding is understood by the parties and the availability of infrastructure that supports halal tourism branding. This paper is a library research and discusses it from the perspective of marketing communication and message creativity from the view of public relations.

References

Bakri. (2017, November 10). Wisata Halal Ala Aceh, Bagaimana Kemasannya? Aceh.Tribunnews.Com. Retrieved from http://aceh.tribunnews.com/2017/11/10/ wisata-halal-ala-aceh-bagaimanakemasannya Cheria-travel.com. (2017, April). Wisata Halal Terbaik Aceh. Cheria-Travel. Com. Retrieved from https://www. cheria-travel.com/2017/04/wisata-halalterbaik-aceh.html Cnnindonesia.com. (2017, April). Aceh akan Perbanyak Fasilitas Wisata Halal. Cnnindonesia.Com. Retrieved from https://www.cnnindonesia.com/gayahidup/20170405140552-307-205126/ aceh-akan-perbanyak-fasilitas-wisatahalal Hamzana, Adi, A. (2017). Pelaksanaan Standarisasi Pelayanan Pariwisata Halal dalam Pengembangan Pariwisata di Nusa Tenggara Barat. Media Komunikasi Dan Kajian Hukum, 17(2), 1–16. Jaelani, A. (2017). Halal tourism industry in Indonesia: Potential and prospects. MPRA Munich Personal RePEc Archive, 76237. Retrieved from https://mpra. ub.uni-muenchen.de/76237/1/MPRA_ paper_76237.pdf Kemenpar. (2013). Lampiran I Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor Pm.53/Hm.001/Mpek/2013 Tentang Standar Usaha Hotel. Retrieved from http://www.kemenpar.go.id/userfiles/ LAMPIRAN I.pdf Liputan 6. (2017, April). Wisata Halal Semakin Tokcer, Aceh Terus Dipoles. Liputan6. Com. Retrieved from https://www. liputan6.com/lifestyle/read/2910520/ wisata-halal-semakin-tokcer-acehterus-dipoles Prodjo, Adityo, W. (2016). Aceh Tawarkan Sejumlah Destinasi Wisata Halal. Travel.Kompas.Com. Retrieved from https://travel.kompas.com/ read/2016/08/06/153900327/Aceh. Tawarkan.Sejumlah.Destinasi.Wisata. Halal Rasyid, A. (2017). Peluang dan Tantangan Wisata Halal di Indonesia. Retrieved September 30, 2018, from http:// business-law.binus.ac.id/2017/11/18/ peluang-dan-tantangan-wisata-halaldi-indonesia/ Samori, Z., Md Salleh, N. Z., & Khalid, M. M. (2016). Current trends on Halal tourism: Cases on selected Asian countries. Tourism Management Perspectives, 19(August), 131–136. https://doi. org/10.1016/j.tmp.2015.12.011 Siska, W. (2017, November). Tingkatkan Daya Saing Pariwisata, Aceh Gelar Pelatihan Tour Leader. Umeks.Co.Id. Retrieved from http://sumeks.co.id/tingkatkandaya-saing-pariwisata-aceh-gelarpelatihan-tour-leader/ Suci, F. (2018). Model Komunikasi Dalam Pengelolaan Wisata Halal di Aceh Besat dan Banda Aceh. UIN Raniry, Banda Aceh. Travel.detik.com. (2017, April). Aceh Siapkan Destinasi Wisata Halal Unggulan. Travel.Detik.Com. Retrieved from https:// travel.detik.com/advertorial-newsblock-travel/d-3465692/aceh-siapkandestinasi-wisata-halal-unggulan Wisatalauser-gayolues.com. (2017). Inilah Kalender Event di Aceh Tahun 2017. Retrieved September 30, 2018, from http://www.wisataleuser-gayolues. com/inilah-kalender-event-di-acehtahun-2017.html

Downloads

Published

2018-01-19