The Negation of Divinity in View of Human Emancipation: Nurcholish Madjid Perspective

Authors

  • Dimas Prihambodo UIN Sunan Kalijaga, Indonesia
  • Muhammad Kharis Tambusai Fatih Sultan Mehmet Vakıf University, Turkey

DOI:

https://doi.org/10.21111/jcsr.v3i1.7309

Keywords:

emancipation, RUU HIP, deemancipation, inconsistency, disorientation .

Abstract

The RUU HIP is an abbreviation of the Rancangan Undang Undang Haluan Ideologi Pancasila (the Draft Law on Pancasila Ideology). The RUU was proposed by the DPR RI, Badan Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (the Legislative Body of the House of Representatives of the Republic of Indonesia). In its development, there was resistance from various groups which led to demonstrations from social groups or organizations. One of the criticisms is the reduction in the value of Pancasila which can lead to the de-emancipation of the Indonesian nation. The conclusion obtained is that the RUU HIP contains efforts to reduce divine values and only leaves human values, namely mutual cooperation. In addition, the interpretation carried out contains inconsistencies, disorientation, and the disintegration of Pancasila. Therefore, the efforts made will depart from the good goals that have been formulated. So that the expected emancipation will be inversely proportional to the de-emancipation of the Indonesian nation.

Author Biographies

Dimas Prihambodo, UIN Sunan Kalijaga, Indonesia

Magister Studi Agama Agama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Muhammad Kharis Tambusai, Fatih Sultan Mehmet Vakıf University, Turkey

Students of University of Fatih Sultan Mehmet Vakif, Turkey.

References

A. Nunuk P. Murniati, Getar Gender: Perempuan Indonesia dalam Perspektif Sosial, Politik, Ekonomi, Hukum dan HAM) (Megelang: Yayasan IndonesiaTera, 2004).Departemn Kajian Strategis, BEM Kema Unpad 2020, Kabinet Eksplorasi Makna, “RUU HIP: Memperkuat Siapa?”, 10-11. Diakses pada 24 Januari 2020. kema.unpad.ac.id.Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Tentang Haluan Ideologi Pancasila, 2020.John M. Echols & Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 1976).Jonar Situmorang, Mengenal Agama Manusia (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2017).Jum’atil Fajar, “Informasi Kapuas 2019”, 2019, 265. Diakses pada 24 Januari 2020. www.kapuas.info.Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diakses pada 10 Juni 2021. https://kbbi.web.id/emansipasi.Kivlan Zen, Personal Memoranda: dari Fitnah ke Fitnah (Jakarta Timur: Lembaga Pembangunan Masyarakat Indonesia (LPMI), 2020).Kuntowijoyo, Visi Teologis Islam dan Problem Peradaban Modern, dalam Paradigma Islam: Interpretasi Untuk Aksi, ed. A.E. Priyono (Bandung: Mizan, 1991).Ningsih Suliawati, “Polemik Pengusulan Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP)”, POLITEA: Jurnal Politik Islam, Vol. 3, No. 2, 2020.Nurcholish Madjid, Iman dan Emansipasi Harkat Kemanusiaan, dalam Karya Lengkap Nurcholish Madjid, ed. Budhy Munawwar-Rachman (Jakarta Selatan: Nurcholish Madjid Society (NCMS), 2019).R. Rasikoen Sastrodipoero Gondowarsito, Bhinneka Tunggal Ika Terbabar (Jakarta: Sabdopalon, 2006).Rancangan Undang Undang Republik Indonesia Tentang Haluan Ideologi Pancasila.Ranto, Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara (Jakarta Timur: PT Balai Pustaka, 2012).Rizem Aizid, Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Periode Klasik Pertengahan dan Modern (Yogyakarta: DIVA Press, 2021).Tim Panitia Kongres Pancasila IX, Pancasila Dasar Negara: Kursus Presiden Soekarno Tentang Pancasila (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2018).Tukiran Taniredja & Suyahmo, Pancasila Dasar Negara Paripurna: Edisi Pertama (Jakarta: Kencana, 2020).

Downloads

Published

2022-10-21