Islamization of Natural Sciences

English

Abstrak

Penulis di sini memberikan gambaran umum tentang diskusi kompleks yang mengelilingi konsep martabat manusia yang inheren dalam bidang hak asasi manusia dan literatur Islam. Teks ini dibagi menjadi tiga bagian utama: bagian pertama mengeksplorasi konsep martabat inheren dalam instrumen hak asasi manusia internasional dan regional, bagian kedua membahas konsep ini dalam deklarasi hak asasi manusia Islam, dan bagian ketiga berfokus pada perspektif Al-Qur'an dan sumber-sumber lain hukum Islam. Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia dan Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa menegaskan bahwa semua hak asasi manusia berasal dari martabat manusia yang inheren, yang membentuk dasar untuk kebebasan, keadilan, dan perdamaian. Namun, perspektif ini tidak tanpa perselisihan baik dalam bidang hak asasi manusia maupun di antara para ulama Islam. Konsep martabat inheren manusia selalu menjadi bahan perdebatan teoretis dan filosofis, dan kontroversi ini telah menemukan jalannya ke dalam instrumen hak asasi manusia Islam. Kemudian penulis membahas pandangan Al-Qur'an tentang martabat manusia, menekankan gagasan bahwa manusia, sebagai penerus Tuhan di Bumi, dianugerahi nilai yang inheren dan tanggung jawab. Ayat-ayat Al-Qur'an seperti Al-Baqarah (2:168) dan (2:30-34) dikutip untuk menggambarkan status tinggi manusia dan pengetahuan yang diberikan, yang membedakan dia bahkan dari malaikat. Namun, penting untuk dicatat bahwa interpretasi dan pemahaman ayat-ayat ini dapat bervariasi di antara para ulama, berkontribusi pada debat yang sedang berlangsung mengenai konsep martabat manusia yang inheren dalam hukum Islam. Diskusi multifaset ini menekankan kompleksitas rekonsiliasi prinsip hak asasi manusia universal dengan berbagai perspektif agama dan filosofis.