The Potential of Dryland as An Area of Agro-Tourism and Kalimantan’s Local Fruit Producing for Buffer New National Capital Region

Authors

  • I Gede Kariasa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa
  • Zein Andri Faisal Akmal Program Studi Biologi, Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman
  • Andini Putri Syawalluna Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat
  • Riza Adrianoor Saputra Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat http://orcid.org/0000-0003-3715-3126
  • Noor Laili Aziza Kebun Raya Banua, Balitbangda, Provinsi Kalimantan Selatan
  • Muhammad Noor Pusat Penelitian Tanaman Pangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional

DOI:

https://doi.org/10.21111/agrotech.v9i2.9901

Abstract

Dry land in Kalimantan has a potential area of 41.61 million ha or 29% of the area in Indonesia of around 144.47 million ha which can be developed for agriculture, plantations, and forestry. Dry land has the potential to be developed for annual crops such as fruit forest plants. Welcoming Kalimantan as the National Capital City (IKN), the development of agro-tourism and local fruit production in Kalimantan as a buffer zone for food security has national and international strategic and political values. Agro-tourism is prepared based on conservation and environmental preservation, especially local Kalimantan fruit. The steps needed to develop local Kalimantan fruit agro-tourism are determining land, making ponds, determining types of local fruit commodities, land and landscape arrangement, land preparation, selecting superior seeds, plant care, empowering local human resources, building facilities and infrastructure, promotion and partnerships, as well as the grand opening. There are several divisions of land in the Kalimantan local fruit agro-tourism area, on the mainland, namely local fruit preservation land, forest areas located on the outermost part of agro-tourism, determining the location of ponds as water sources, camping areas for visitors who want to stay overnight, as well as culinary areas. The dry land used will be planted with horticultural commodities for the first five years to fill the land until the local fruit produces fruit. Furthermore, local fruit preservation will be determined to realize Kalimantan local fruit agro-tourism. The existence of local fruit agro-tourism in Kalimantan will become a new icon for national agro-tourism, education, and environmental preservation for the archipelago. Government and community support regarding the development of local Kalimantan fruit agro-tourism is urgently needed.

References

BBSDLP. (2015). Sumber daya pertanian Indonesia: luas, penyebaran, dan potensi ketersediaan. Jakarta: IAARD Press. 100 hlm.

Bappenas. (2020). Naskah Akademik Tentang Rancangan Ibu Kota Nagara. Jakarta.

Bappenas. (2021). Buku saku pemindahan ibu kota negara. Jakarta: Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Dariah, A., & Heryani, N. (2014). Pemberdayaan lahan kring suboptimal untuk mendukung kebijakan diversifikasi dan ketahanan pangan. Jurnal Sumber Daya Lahan Pertanian, Edisi Khusus, 11-17.

Dariah, A., & Las, I. (2010). Ekosistem lahan kering sebagai pendukung pembangunan pertanian. Membalik Kecenderungan Degradasi Sumber Daya Lahan dan Air. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Hal. 46-66.

Djufry, F., Sabran, M., Lesmayati, S., & Hikmah, Z. (2006). Plasma nutfah buah-buahan spesifik Kalimantan Selatan: Pelestarian & pemanfaatannya untuk kehidupan. Banjarbaru: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan.

Handayani, T. (2017). Efisiensi penggunaan bahan bakar pada traktor roda dua terhadap pengolahan tanah. Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia, 2(2), 83-86.

Hanggraito, A. A., Ermawati, E. A., & Tyas, I. C. (2022). Analisis green marketing mix dalam upaya pengembangan agrowisata berbasis masyarakat di Desa Kluncing. Agribusiness Forum, 12(1), 35-49.

Humas Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. (2019). Pemindahan Ibu Kota, 26 Agustus 2019, di Istana Negara, Provinsi DKI Jakarta. Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. [Online]. Diambil dari https://setkab.go.id/pemindahan-ibu-kota-26-agustus-2019-di-istana-negara-provinsi-dki-jakarta/. [Diakses pada 5 Desember 2022].

Idjudin, A. A., & Marwanto, S. (2008). Reformasi pengelolaan lahan kering untuk mendukung swasembada pangan. Jurnal Sumberdaya Lahan, 2(2), 115-125.

Mulyani, A., Rachman, A., & Dairah, A. (2010). Penyebaran lahan masam, potensi dan ketersediaannya untuk pengembangan pertanian. Dalam: Prosiding Simposium Nasional Pendayagunaan Tanah Masam. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Bogor. Hal. 23-34.

Mulyani, A., & Sarwani, M. (2013). Karakteristik dan potensi lahan suboptimal untuk pengembangan pertanian di Indonesia. Jurnal Sumber Daya Lahan Pertanian, 7(1), 47-58.

Noor, A., Ningsih, R. D., Hasbianto, A., & Sabur A. (2015). Sebaran dan keragaman plasma nutfah mangga di Kalimantan Selatan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan.

Nurani, R. I., Roessali, W., & Ekowati, T. (2020). Strategi pengembangan agrowisata Jollong di Kabupaten Pati. Jurnal Pariwisata, 7(2), 80-91.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. (2013). Buah Lokal Dikembangkan Dengan Sistem Sentra. [Online]. Diambil dari https://www.kaltimprov.go.id/berita/buah-lokal-dikembangkan-dengan-sistem-sentra. [Diakses pada 30 Maret 2023].

Prasmatiwi, F. E., Ismono, R. H., Lestari, D. A. H., & Saleh, Y. (2020). Pengembangan agrowisata berbasis potensi desa paguyuban Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran. Jurnal Pengabdian Dharma Wacana, 1(1), 1-14.

Ratmini, N. P. S., & Maryana, Y. E. (2021). Pengelolaan kesuburan lahan kering masam mendukung ketahanan pangan nasional. Dalam: Seminar Nasional Lahan Suboptimal. 9, 80-88.

Rodiah, S., & Yusup, P. M. (2018). Strategi komunikasi dalam pengembangan desa agro wisata di Kabupaten Pangandaran. Jurnal Signal, 6(2), 325-332.

Sa’adah, N., Hayyat, M. R., & Fevria, R. (2022). Analisis Issue dalam Etika Lingkungan Terkait IKN. Dalam: Prosiding Seminar Nasional Biologi. 2(1), 421-430.

Sastrayuda, G. S. (2010). Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Resort and Leisure. Hand Out Mata Kuliah Concept Resort and Leisure. [Online]. Diambil dari https://www.academia.edu/37022686/KONSEP_PENGEMBANGAN_KAWASAN_.

Sunarminto, B. H. (2018). Pertanian terpadu untuk mendukung kedaulatan pangan nasional. Yogyakarta: UGM Press.

Suryantini, N. A., Antara, M., & Hamzens, W. P. S. (2017). Analisis penentuan komoditas unggulan buah-buahan di Kabupaten Sigi. Agrotekbis: E-Jurnal Ilmu Pertanian, 5(4), 518-524.

Uji, T. (2007). Keanekaragaman jenis buah-buahan asli Indonesia dan potensinya. Biodiversitas, 8(2), 157-167.

Utama, I. G. B. R., & Junaedi, I. W. R. (2019). Agrowisata sebagai pariwisata alternatif Indonesia: solusi masif pengentasan kemiskinan. Yogyakarta: Deepublish

Downloads

Published

2023-10-30

How to Cite

Kariasa, I. G., Akmal, Z. A. F. ., Syawalluna, A. P., Saputra, R. A., Aziza, N. L., & Noor, M. (2023). The Potential of Dryland as An Area of Agro-Tourism and Kalimantan’s Local Fruit Producing for Buffer New National Capital Region. Gontor Agrotech Science Journal, 9(2), 132–141. https://doi.org/10.21111/agrotech.v9i2.9901