Faktor risiko yang mempengaruhi kadar asam urat pada penderita hiperurisemia di wilayah kerja Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe

Authors

  • Ira Riswana Department of Nutrition, Poltekkes kemenkes Aceh, Indonesia
  • Nunung Sri Mulyani Department of Nutrition, Poltekkes kemenkes Aceh, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.21111/dnj.v6i1.6909

Keywords:

Umur, Jenis kelamin, Genetik, IMT, Asupan purin

Abstract

Background: Hyperuricemia is caused by increased levels of uric acid in the body. One of the factors that increase uric acid levels is the intake factor, namely excessive purine intake. However, body mass index, age, gender, and genetics are also risk factors. Objective: The purpose of this study was to determine the risk factors that affect uric acid levels in hyperuricemic patients. Methods: This research is descriptive-analytic using a case-control design. This research was conducted at the Muara Satu Health Center, Lhokseumawe City in February 2021. The total sample was 21 people aged 45-65 years for each case and control group. Age, sex, and genetic data were collected using a questionnaire using interviews. BMI was collected using weight and TB measurements, and purine intake was collected using food recall. Data were analyzed using Chi-Square. Results: The risk factor that influenced the increase in uric acid levels was higher purine intake (p=0.004; OR=1.79), while age, sex, and BMI had no significant risk factors with uri c acid levels (OR=0.298, OR= 0.178, OR=0.277). Conclusion: Purine intake as a risk factor for increased uric acid levels and age, sex and BMI did not have a significant risk factor with uric acid levels.Keywords : Purine intake, genetics, BMI, gender, ageAbstrakLatar Belakang : Penyebab Hiperurisemia terbagi 2 yaitu faktor yang tidak dapat dikontrol dan dapat dikontrol. Faktor yang tidak dapat dikontrol umur, jenis kelamin dan genetik, sedangkan faktor yang dapat dikontrol IMT dan asupan purin. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor risiko yang mempengaruhi kadar asam urat pada penderita hiperurisemia di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe. Metode : Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan desain case control. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe pada bulan Februari 2021. Data umur, jenis kelamin dan genetik dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan cara wawancara. IMT dikumpulkan menggunakan pengukuran BB dan TB dan asupan purin dikumpulkan menggunakan recall dengan cara wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan Chi-Squarae.  Hasil : Sebagian besar penderita hiperurisemia berusia lansia awal sebanyak 11 orang (52.4%) dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 18 orang (85.7%). IMT sebagian besar kelebihan BB ringan sebanyak 14 orang (66.7%) dan memiliki riwayat genetik sebanyak 12 orang (57.1%) dengan asupan purin sebagian besar lebih banyak 18 orang (85.7%). Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan antara genetik dan asupan purin dengan kadar asam urat dan tidak ada hubungan yang signifikan antara umur, jenis kelamin dan IMT dengan kadar asam urat pada pasien hiperurisemia yang rawat jalan di Puskesmas Muara Satu Lhokseumawe.

References

Arjani, Sri Made Ayu I, Mastra N, Merta I W. 2018. Gambaran Kadar Asam Urat dan Tingkat Pengetahuan Lansia di Desa Samsam Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabanan. Jurusan Analis kesehatan Poltekkes Denpasar Vol 6(1) hlm: 46-55.Fadillah, S, Sucipto A.2018. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar Asam Urat Pada Masyarakat Dusun Demangan Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 5 (1), Januari 2018, 295-301. Syarifah, A. 2018. Hubungan Pengetahuan dan Budaya dengan Kadar Asam Urat pada Lansia. Jurnal Ilmiah STIKES Kendal 8(2): 92. Jaliana, Suhadi, Muh Ode L, Sety.2018. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Asam Urat pada Usia 20-44 Tahun di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Mahasiawa Kesehatan Masyarakat. Vol.3/No.2 April 2018 : ISSN 2502-731X. Muhajir, Farida N, Widada Tri S, Afuranto B. 2012. Hubungan Antara Usia dengan Kadar Asam Urat Darah di Laboratorium Puskesmas Srimulyo, Thiharjo, Sleman, Yogyakarta Tahun 2012. Prodi D3 Analisis Kesehatan STIKes Guna Bangsa Yogyakarta. Talik, V. 2008. Faktor Risiko Kejadian Gout Pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Takalar Tahun 2007. Tesis. Universitas Hasanuddin Makassar. Triyanti, D. 2017. Kolerasi Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Kadar Asam Urat pada Pasien Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Dustira Cimahi. Universitas Jenderal Ahmad Yani Cimahi. Putri, Kamili Ardiana M. 2018. Hubungan Asupan Purin Dengan Kadar Asam Urat Pada Masyarakat Usia 30-50 Tahun Di Padukuhan Bedog Trihanggo Gamping Sleman Yogyakarta. Naskah Publikasi. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta 2018. Bulu, Clemensia Irene. 2019. Hubungan Antara Usia, Jenis Kelamin Dan Indeks Massa Tubuh Dengan Kadar Asam Urat Masyarakat Di Rt 39 Rw 12 Kelurahan Fatululi Tahun 2019. Karya Tulis Ilmiah. Nuraini, Annisa Ade, Aristiati Kun, Wijaningsih Wiwik. 2019. Besar Risiko Faktor Fisiologi Pada Kejadian Hiperurisemia Di Masyarakat Wilayah Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang. Jurnal Riset 2019. Purnasari Galih, Setianingsih Sulasyi, KR Rahayu. 2019. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Kadar Asam Urat pada Lansia di Posbindu Sedap Malam Desa Cikarawang. Seminar Nasional INAHCO (Indonesian Anemia & Health Conference) 2019. Novianti, Anugrah, Ulfi Eriliyabuduni, Hartati Sri Lilik. 2019. Hubungan Jenis Kelamin, Status Gizi, Konsumsi Susu Dan Olahannya Dengan Kadar Asam Urat Pada Lansia. Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition). Vol. 7, No. 2, Juni 2019 (133-137). Thoyyibah, Riskotin. 2017. Gambaran Penderita Hiperurisemia Pada Remaja (16-24 Tahun) Di Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten Situbondo. Skripsi. Universitas Jember 2017. Abiyoga, Aries. 2016. Faktor–Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gout Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Situraja Tahun 2014. Jurnal Darul Azhar Vol 2, No.1 Agustus 2016 - Januari 2017: 47-56. Silaban, Elprinsisia Maria. 2018. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Kadar Asam Urat Pada Lansia Di Puskesmas Pancur Batu Deli Serdang Tahun 2018. Skripsi. Panjaitan, Sonya Joice, Zaluchu Nurhasrat. 2017. Korelasi Antara Indeks Massa Tubuh Dengan Kadar Asam Urat Pada Laki-Laki Lanjut Usia Di Kecamatan Gido Kabupaten Nias Pada Tahun 2015. Nommensen Journal of Medicine. November 2017, 3(2), hal. 82-87. Kumalasari, Sitaresmi T, Saryono, Iwan P. 2009. Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Kadar asam Urat Darah Pada Penduduk Desa Banjaranyar Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas. Jurnal Keperawatan Soedirman. Vol 4 No 3. Fitriana Ganda Gina, Fayasari Adhila. 2020. Pola Konsumsi Sumber Purin, Aktivitas Fisik,Dan Status Gizi Dengan Kadar Asam Urat Pada Lansia Di Puskesmas Kecamatan Makasar Jakarta. J.Gipas, Mei2020, Volume 4 Nomor 1 ISSN 2599-0152 e ISSN. Diantari, Ervi. 2012. Pengaruh Asupan Purin Dan Cairan Terhadap Kadar Asam Urat Pada Wanita Usia 50-60 Tahun Di Kecamatan Gajah Mungkur Semarang. Skripsi. Manoppo, T.L Maria, Ratag T. Budi, Mantjoro M. Eva. 2019. Hubungan Antara Konsumsi Purin Riwayat Keluarga Dan Jenis Kelamin Dengan Kejadian Hiperurisemia Pada Lansia Di Kelurahan Malalayang I Timur. Jurnal KESMAS, 8(7).Runtuwene, Yuli, Purba B. Rudolf, Kereh S. Phembria. 2016. Asupan Purin Dan Tingkat Pengetahuan Dengan Kadar Asam Urat Di Puskesmas Rurukan Kota Tomohon. GIZIDO Volume 8(2).

Downloads

Published

2022-05-26