Al-Farabi dan Filsafat Kenabian

Authors

  • Qosim Nursheha Dzulhadi Guru Ponpes. Raudhatul Hasanah Medan Sumatera Utara

DOI:

https://doi.org/10.21111/klm.v12i1.222

Keywords:

Al-Farabi, Filsafat Kenabian, ’Aql Mustafad, ‘Aql Fa’al, al-Ruwandi

Abstract

Artikel ini mengulas pemikiran al-Farabi tentang konsep kenabian dalam Islam. Masalah berawal dari adanya pemikiran yang menolak konsep kenabian pada umumnya dan kenabian Nabi Muhammad SAW khususnya. Sebagaimana yang dilontarkan oleh Muhammad Ahmad ibn al-Ruwandi. Ia mengatakan bahwa nabi sebenarnya tidak diperlukan manusia karena Tuhan telah mengaruniakan akal kepada manusia tanpa terkecuali. Dengan akal ini, manusia dapat mengetahui Tuhan beserta segala nikmat Nya dan dapat pula mengetahui perbuatan baik dan buruk, menerima suruhan dan larangan-Nya. Dengan demikian, nabi dengan segala fungsinya tidak diperlukan lagi. Bahkan, kitab suci pun tidak berguna untuk dibaca. Lebih berguna membaca buku filsafat Epicurus, Plato, Aristoteles, dan buku astronomi, logika, serta obat-obatan. Hal ini tentunya bertolak belakang dengan yang diajarkan dalam Islam. Beriman kepada nabi nabi merupakan hal inti dalam ajaran agama ini. Atas dasar itu al-Farabi bereaksi keras. Baginya, pandangan Ibn al-Ruwandi di atas tidak dapat dibenarkan, khususnya dari sisi akidah Islam. Sebagai al-Mu‘allim al-Tsani (Guru Kedua), karena prestasinya dalam menjelaskan dan mengulas-ulang filsafat Aristoteles, al-Farabi mengkritik secara sistematik pandangan menyimpang al-Ruwandi di atas.

Downloads

Published

2014-03-05

How to Cite

Dzulhadi, Q. N. (2014). Al-Farabi dan Filsafat Kenabian. Kalimah: Jurnal Studi Agama Dan Pemikiran Islam, 12(1), 123–136. https://doi.org/10.21111/klm.v12i1.222

Issue

Section

Articles