The Public Interest Implications (Maslahah) of The OJK's Regulatory Amendments Pertaining To Islamic Peer-To-Peer Lending In Indonesia

Authors

  • Farhan Zikry Universitas Islam Kebangsaan Indonesia Bireuen
  • Makhda Intan Sanusi Intan STAI Mulia Astuti Wonogiri (Corresponding Author)
  • Ahmad Hasan Basri UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.21111/ijtihad.v18i2.12737

Keywords:

Peer to peer lending, OJK, maqa>s}id asy-syari>‘ah

Abstract

**English**This study discusses the regulatory changes concerning Sharia-based peer-to-peer lending, specifically the transition from POJK No. 77 of 2016 to POJK No. 10 of 2022. A significant aspect of this change is the inclusion of several articles that accommodate Sharia-based peer-to-peer lending transactions. These regulatory amendments indicate that the Sharia principles embedded in the regulation promote public welfare (maslahah). Therefore, the author seeks to examine this issue from the perspective of maqasid asy-syari’ah. This research focuses on textual and literature analysis, utilizing a library research method, and adopts a normative approach based on religious norms. The result of this study suggest that, from the perspective of maqasid asy-syari’ah, the changes made by the Financial Services Authority (OJK) to the regulations on peer-to-peer lending foster public welfare, which is evaluated based on the five essential objectives (al-daruriyyat al-khams): the preservation of religion (hifz al-din), life (hifz al-nafs), intellect (hifz al-‘aql), lineage (hifz al-nasl), and wealth (hifz al-mal).                                                           **Indonesia**Penelitian ini akan mendiskusikan tentang adanya perubahan regulasi tentang peer to peer lending berbasis syariah yakni POJK No.77 Tahun 2016 yang kemudian digantikan dengan POJK Nomor 10 tahun 2022. Hal yang signifikan yang dapat dilihat dari perubahan ini adalah beberapa pasal yang cukup akomodatif terhadap transakasi peer to peer lending berbasis syariah. Dengan adanya perubahan regulasi tersebut dindikasikan bahwa konsep syariah pada peraturan tersebut menimbulkan kemaslahatan, sehingga penulis ingin mengulsnya dari sudut pandang maqasid asy-syari‘ah. Penelitian ini berfokus pada analisis teks dan literatur library research atau studi kepustakaan dan penelitian ini menggunakan pendekatan normatif, yang berlandaskan norma-norma keagamaan. Dalam penelitian ini menghasilakan temuan bahwa dalam perspektif maqasid asy-syari‘ah perubahan yang dilakukan OJK dalam peraturanya tentang peer to peer lending menimbulkan kemaslahatan yang diukur dari Al-daruriyat al-khams  (hifz al-din; hifz al-nafs; hifz al-‘aql; hifz al-nasl; dan hifz al-mal).

References

Anwar, Syamsul. Hukum perjanjian syariah : studi tentang Teori Akad dalam Fikih Muamalat. Jakarta: PT Grafindo Pesada, 2007.

Baihaqi, Jadzil. “Financial Technology Peer-To-Peer Lending Berbasis Syariah Di Indonesia.” TAWAZUN : Journal of Sharia Economic Law 1, no. 2 (20 September 2018): 116. https://doi.org/10.21043/tawazun.v1i2.4979.

Bofondi, Marcello, dan Giorgio Gobbi. “The Big Promise of Fintech.” SSRN Electronic Journal, no. 2 (2018): 107–19. https://doi.org/10.2139/ssrn.3099337.

Disemadi, Hari Sutra. “Fenomena Predatory Lending: Suatu Kajian Penyelenggaraan Bisnis Fintech P2P Lending Selama Pandemi COVID-19 Di Indonesia.” Pandecta Research Law Journal 16, no. 1 (2021): 55-67.

Firdaus, Muhammad Irkham, M. Akhlis Azamuddin Tifani, Sri Firda Rahmi Aliya Putri, and Zulfikri. “Implementation of the Qardh Agreement on the Financial Technology Lending Platform in the Development of Small and Medium Enterprises (SME) in Indonesia.” Al-Iktisab: Journal of Islamic Economic Law 6, no. 1 (2022): 113–25. https://doi.org/10.1891/9780826186867.0006.

Fitriani, Desita, dan Fauzatul Laily Nisa. “Analisis Praktek Larangan Maysir, Gharar, Dan Riba Dalam Asuransi Syariah Di Indonesia.” Jurnal Multidisiplin Ilmu Akademik 1, no. 3 (22 Mei 2024): 181–90. https://doi.org/10.61722/jmia.v1i3.1391.

Irkham Firdaus, Muhammad, Haerul Akmal, and Setiawan Bin Lahuri. “Implementation of Murabahah Agreement on Peer to Peer Lending Platform.” ISLAMICONOMIC: Jurnal Ekonomi Islam 12, no. 2 (2022): 191–204. https://doi.org/10.32678/ijei.v12i2.249

Izza, Diana, dan Siti Fatimatuz Zahro. “Transaksi Terlarang Dalam Ekonomi Syariah.” Jurnal Keadaban 3, no. 2 (2021).

Kasiram, Moh. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Malang: UIN Maliki Press, 2010.

Kusuma, Hendra, dan Wiwiek Kusumaning Asmoro. “Perkembangan Financial Technologi (Fintech) Berdasarkan Perspektif Ekonomi Islam.” Istithmar : Jurnal Studi Ekonomi Syariah 4, no. 2 (1 Desember 2020). https://doi.org/10.30762/istithmar.v4i2.14.

M.A, Andri Soemitra. Bank & Lembaga Keuangan Syariah. Prenada Media, 2017.

Mujib, Abdul. “Dewan Pengawas Syariah (DPS) Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah Di Wilayah Jawa Tengah.” Az-Zarqa’: Jurnal Hukum Bisnis Islam 9, no. 1 (1 Juni 2017). https://doi.org/10.14421/azzarqa.v9i1.1433.

Otoritas Jasa Keuangan. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi., Pub. L. No. 77 (2016).

Putra, Andi Eka. “Sketsa Pemikiran Keagamaan dalam Perspektif Normatif, Historis dan Sosial-Ekonomi.” Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama 12, no. 2 (5 Januari 2018): 73–86. https://doi.org/10.24042/ajsla.v12i2.2110.

Rahadiyan, Inda. “Perkembangan Financial Technology Di Indonesia Dan Tantangan Pengaturan Yang Dihadapi.” Mimbar Hukum 34, no. 1 (30 Juni 2022): 210–36. https://doi.org/10.22146/mh.v34i1.3451.

Ramly, Ar Royyan. “Konsep Gharar Dan Maysir Dan Aplikasinya Pada Lembaga Keuangan Islam.” Islam Universalia: International Journal of Islamic Studies and Social Sciences 1, no. 1 (27 Mei 2019): 62–82. https://doi.org/10.56613/islam-universalia.v1i1.107.

Rudiansyah, Rudiansyah. “Telaah Gharar, Riba, dan Maisir dalam Perspektif Transaksi Ekonomi Islam.” Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law 2, no. 1 (24 Juli 2020): 98. https://doi.org/10.19105/alhuquq.v2i1.2818.

Rusydiana, Aam Slamet. “Bagaimana Mengembangkan Industri Fintech Syariah di Indonesia? Pendekatan Interpretive Structural Model (ISM).” Al-Muzara’ah 6, no. 2 (2018): 117–28. https://doi.org/10.29244/jam.6.2.117-128.

Setiani, Dina Dwi, Hanien Nivanty, Wardah Lutfiah, dan Lilik Rahmawati. “Fintech Syariah : Manfaat Dan Problematika Penerapan Pada UMKM.” Jurnal Masharif Al-Syariah: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah 5, no. 1 (1 Juli 2020). https://doi.org/10.30651/jms.v5i1.4718.

Sugiarto, Irwan, dan Hari Sutra Disemadi. “Consumers Spiritual Rights In Indonesia: A Legal Study Of Sharia Fintech Implementation In The Consumers Protection Perspective.” Jurnal IUS Kajian Hukum Dan Keadilan 8, no. 3 (23 Desember 2020): 437–52. https://doi.org/10.29303/ius.v8i3.766.

Suwandi, Barowi. Memahami Penelitian kualitatif. Jakarta: Rineka cipta., 2008.

Downloads

Published

2024-12-01