Umar bin Al-Khattab's Interpretation and Practice of Surah Al-Maidah 51 in the Hadith Mawquf

Authors

  • Muhammad Fajar Adyatama Institut Agama Islam Darussalam Martapura, Indonesia (Corresponding Author)
  • Ahmad Masrur Roziqi Universitas Islam Malang, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.21111/ijtihad.v17i2.10176

Keywords:

Al Maidah 51, Hadits Mawquf, Umar.

Abstract

**English**Umar bin Khattab once argued with Surah Al Maidah verse 51 to refuse the appointment of state officials from non-Muslim circles even though he fulfilled the requirements and qualifications stated in the Mauquf hadith. Umar's position as supreme leader at that time gave him the authority to refuse the appointment of non-Muslims as state officials in countries with a majority Muslim population. Apart from that, the majority of classical and contemporary scholars are of the opinion that non-Muslims are prohibited from becoming leaders over Muslims. Based on the story that occurred during Sayyidina Umar's time, in this article the author aims to discuss text interpretation methods to explore the meaning contained in this event. The method used is descriptive qualitative. The results of this research are that in the Qur'an, leadership is fundamental, so a leader must be fair, trustworthy, careful and uphold amr al-ma'ruf wa nahy mungkar. The law of electing non-Muslim leaders in Muslim-majority countries is haram as stated in the Al-Qur'an surah al Maidah 51 which was later used as an argument by Sayyidina Umar bin al Khattab to reject the high position of a dzimmy infidel. in his government. Apart from that, some scholars believe that it is haram to elect non-Muslim leaders. There are some ulama who provide leniency/moderation by providing conditions if it is permitted in an emergency. Even so, the Indonesian Ulema Council issued a fatwa stating that electing non-Muslim leaders is haram. **Indonesia**Khalifah Umar bin Khattab pernah berhujjah dengan surat al Maidah ayat 51 untuk menolak pengangkatan pejabat negara dari kalangan non muslim meskipun ia memenuhi syarat dan kualifikasi yang tertuang dalam hadis mauquf. Posisi Umar sebagai pimpinan tertinggi kala itu menjadikan ia berwenang untuk menolak pengangkatan non muslim menjadi pejabat negara di negara yang mayoritas penduduknya muslim. Selain itu, mayoritas ulama klasik dan kontemporer berpendapat bahwa non muslim dilarang menjadi pemimpin atas umat Islam. Berdasarkan kisah yang terjadi di masa Sayyidina Umar itu, dalam artikel inipenulis bertujuan untuk mebahasas metode tafsir teks untuk menggali maksud yang terkandung dalam peristiwa tersebut. Metode yang digunakan adalah kulaitatif deskptif. Hasil dari penelitan ini bahwa dalam Al-Qur’an kepemimpinan merupakan hal yang mendasar, sehingga seorang pemimpin harus bersikap adil, amanah, berhati-hati dan menegakkan amr al-ma`ruf wa nahy mungkar. Hukum memilih pemimpin non-Muslim di negara mayoritas Muslim adalah haram sebagaimana tertuang dalam Al-Qur'an surah al Maidah 51 yang kemudian dijadikan dalil Sayyidina Umar bin al Khattab untuk menolak kedudukan tinggi seorang kafir dzimmy. dalam pemerintahannya. Selain itu, sebagian ulama berpendapat haram memilih pemimpin non-Muslim. Ada sebagian ulama yang memberikan kelonggaran/moderat dengan memberikan syarat bila dalam keadaan darurat diperbolehkan. Meski begitu, Majelis Ulama Indonesia, memberikan fatwanya bahwa memilih pemimpin non-Muslim adalah haram.

References

Al ‘Amadi. Tafsir as Su’ud al Musamma Irsyad al ‘Aql as Salim ila Mazaya

al Qur’an al Karim. Beirut: Daru Ihya al Turats al ‘Arabi, TT.

Al-Asy’ari, Abu al-Hasan. Maqalat al-Islamiyyin, ed. H. Ritter. Istanbul: Devlet Matbaasi,1933.

Al-Baghdadi, Abdul Qahir. Ushuluddin. Istanbul: Devleet Matbaasi, 1928.

Al-Baihaqi. al-Sunan al-Kubra. al-Maktabah al-Syamilah.

Al-Bukhari. Shahih al-Bukhari. Riyadh: Bayt al-Afkar, 1998.

Al-Dimyathi, Abu Bakr. I’anah al-Thalibin. Jakarta: Dar al-Kutub al-Islamiyyah, 2010.

Al-Isfahani, al-Raghib. Mufradat Alfazh al-Qur’an, ed. Safwan ‘Adnan Dawudi. Damaskus, Dar al-Qalam, 1992.

Al-Juwaini, Abu Ma’ali. Ghiyats al-Umam fi iltiyats al-Zhulam. Beirut: Dar

al-Minhaj, 2016.

Al-Lahji, Abdullah. Idhah al-Qawa’id al-Fiqhiyyah. Surabaya: al-Haramain, 2002.

Al-Maliki, al-Sayyid Muhammad. al-Qawa’id al-Asasiyyah fi ‘Ilmi Musthalah

al-Hadits. Surabaya: al-Shofwah, 2011.

Al-Masysyath , Hasan Muhammad. al-Taqrirat al-Saniyyah Syarah Manzumah

al-Bayquniyyah. Jakarta: Dar al-Kutub al-Islamiyyah, 2010.

Al-Mawardi. al-Ahkam al-Shultaniyyah, ed. Khalid al-Alimi. Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi, 1994.

Al-Nawawi. Raudhah al-Thalibin. ed. Syeikh Adil Abdul Maujud dan Ali

M. Muawwad. Riyadh: Dar Alam al-Kutub, 2003.

Al-Qurthubi. al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an. Beirut: al-Resalah Publishers, 2006.

Al-Razi, Fakhruddin. al-Tafsir al-Kabir. Beirut: Dar al-Fikr. 2005.

Al-Syarbini, al-Khatib. al-Iqna’ fi Halli Alfaz Abi Syuja’. Beirut: Dar al-Kutub

al-Ilmiyyah, 2006.

Al-Taftazani. al-‘Aqaid al-Nasafiyyah. Beirut: Dar Ihya, 2014.

Arif, Syamsuddin. Islam dan Diabolisme Intelektual. Jakarta: INSISTS, 2018.

Azzah Darwazah, Muhammad. at Tafsir al Hadis Tartibus Suwar Hasba an Nuzul. Kairo: Dar Ihya al Kutub al Arabiyah, 2000.

Chotbah, Sippah. Hukum Memilih Pemimpin Non Muslim. Al Qadau, 2018.

Dahlan, H. Zaini. Qur’an Karim dan Terjemahan Artinya.Yogyakarta: UII Press, 2020.

Hamka, Buya. Tafsir al-Azhar. Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD, 1983.

Hasibuan, Suhkayla Ayni. Larangan Memilih Pemimpin Non Muslim Dalam Q.S. Al Maidah: 51-53 Menurut Tafsir Fi Zhilalil Qur’an Karya Sayyid Quthb. Skripsi, UIN Sumatera Utara, 2017.

Hatim, Ibnu Abi. Tafsir Ibn Abi Hatim. al-Maktabah al-Syamilah.

Jamil, M. Pemimpin Perempuan dan Non Muslim Perspektif Ulama Tiga Serangkai. Jurnal Tasawuf dan Pemikiran, 2018.

Junaidi, Dedi. PBNU: Umat Islam Harus Memilih Pemimpin Muslim, gontornews.com, diakses pada tanggal 9 Juni 2021.

___________. Rais Aam PBNU Menyerukan Memilih Pemimpin Muslim. gontornews.com, diakses tanggal 9 Juni 2021.

Katsir, Ibnu. Tafsir Ibn Katsir. al-Maktabah al-Syamilah.

Khaerul Muttaqien, Muhammad. Kriteria dan Keutamaan Pemimpin Muslim. gontonews.com, diakses pada 9 Juni 2021.

__________________________. Meski Gubernur, Harus Muslim. gontornews.com, diakses pada 9 Juni 2021.

Muslim, Shahih Muslim. Riyadh: Bayt al-Afkar, 1998.

Muttaqin, Ahmad. Pemimpin Non Muslim Dalam Pandangan Hamka (Kajian Tafsir al Azhar). Al-Dzikra, 2017.

Rahman, Fazlur. Islam and Modernity, Transformation of An Intellectual Tradition. Chicago and London: University Press, 1982.

Sholeh, Ahmad Syukri. Metodologi Tafsir Kontemporer dalam Pandangan Fazlu Rahman. Jakarta: Gaung Persada Press, 2007.

Syakirin Al Hazmi, Muqtashidin Fahrusy. Hukum Non Muslim Sebagai Pemimpin Muslimin Ditinjau Dari Perspektif Tafsir Ibnu Katsir. Tapis, 2017.

Syihab, Muhammad Rizieq. Wawasan Kebangsaan Menuju NKRI Bersyariah. Jakarta: Suara Islam Press, 2012.

Taimiyyah, Ibn. al-Siyasah al-Syar’iyyah fi Islahi al-Ra’i wa al-Ra’iyyah. Beirut: Dar al-Jil, 1993.

Zaki, Ali. Pemimpin Non Muslim Dalam Pandangan Nahdlatul Ulama’ DKI Jakarta (Studi Kasus Gubernur Non Muslim di DKI Jakarta). Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

Downloads

Published

2023-12-01