Etnografi Virtual Kontroversi Perilaku Seksual Menyimpang Sebagai Nilai Jual Film Kucumbu Tubuh Indahku

Authors

  • Tika Ramadani Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar, Surabaya, Jawa Timur, 60294, Indonesia
  • Zainal Abidin Achmad Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar, Surabaya, Jawa Timur, 60294, Indonesia http://orcid.org/0000-0001-8580-761X
  • Yuli Candrasari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar, Surabaya, Jawa Timur, 60294, Indonesia
  • Sumardjijati Sumardjijati Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar, Surabaya, Jawa Timur, 60294, Indonesia
  • Pardianto Pardianto Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Jalan Ahmad Yani 117, Surabaya, Jawa Timur, 60237, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.21111/ejoc.v6i2.6818

Keywords:

etnografi virtual, perilaku seksual menyimpang, petisi online

Abstract

Kucumbu Tubuh Indahku (KTI) adalah film kontroversial karena mengandung adegan perilaku seksual menyimpang (homoseksual). Studi ini menelusuri pro dan kontra yang terjadi di Facebook dan Instagram pada komentar netizen akibat munculnya petisi online boikot film LGBT. Metode penelitian dalam studi ini adalah kualitatif dengan pendekatan etnografi virtual. Peneliti terlibat secara partisipatif dalam dinamika perdebatan virtual dengan menggunakan akun media sosial pribadi. Pengumpulan data menggunakan penelusuran virtual dan wawancara online kepada delapan orang informan yang telah menonton film tersebut. Studi ini menemukan dua jenis petisi yang memboikot dan mendukung film KTI, dengan jumlah pendukung petisi boikot yang jauh lebih banyak dari penolak petisi boikot. Kubu pro boikot menilai bahwa tema perilaku seksual menyimpang sengaja dibuat untuk kepentingan festival, tidak memiliki nilai edukasi, sehingga tidak layak ditonton secara bebas. Kubu kontra boikot menilai bahwa film KTI harus dihargai sebagai karya seni tanpa perlu melihat konten LGBT. Kontroversi film KTI dengan konten perilaku seksual menyimpang menjadi nilai jual dengan mengabaikan dampak buruk bagi moralitas penonton.AbstractKucumbu Tubuh Indahku (KTI) is a controversial film because it contains scenes of deviant sexual behavior (homosexual). This study explores the pros and cons of Facebook and Instagram on netizen comments due to the emergence of online petitions boycotting LGBT films. The research method in this study is qualitative with a virtual ethnographic approach. Researchers are participative involved in the dynamics of virtual debates using personal social media accounts. Data collection uses virtual searches and online interviews with eight informants who have watched the film. This study found two types of petitions that boycotted and supported the KTI film, with a much higher number of supporters of the boycott petition than those who rejected the boycott petition. The pro-boycott group considered that the using theme of deviant sexual behavior in KTI was for the festival's sake, had no educational value, so it was not worthy of being watched freely. The counter-boycott group considered that audience should appreciate KTI film as a work of art without seeing LGBT content. Thus, the controversy over the KTI film with the content of deviant sexual behavior becomes a selling point by ignoring the negative impact on the audience's morality.

Author Biographies

Tika Ramadani, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar, Surabaya, Jawa Timur, 60294, Indonesia

Undergraduate Student of Communications Science Department

Zainal Abidin Achmad, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar, Surabaya, Jawa Timur, 60294, Indonesia

Dr. Zainal Abidin Achmad, S.Sos., M.Si., M.Ed. adalah dosen Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, Indonesia.  Ia menjadi reviewer di Jurnal ETNOSIA Universitas Hasanuddin (Sinta 2), Jurnal Komunikasi Islam UIN Sunan Ampel Surabaya (Sinta 2), Jurnal Ilmu Komunikasi (JIK) UIN Sunan Ampel Surabaya (Sinta 4).  Ia memiliki pengalaman kerja dalam berbagi aktivitas advokasi dan community development bersama berbagai Kementerian, NGO dalam dan luar negeri dan badan dunia (Kementerian PUPR, BAPPENAS, Kemenkopolhukam, Kemendagri, Kemenag, Reform Institute, LP3ES, PUPUK, REDI, The Asia Foundation, World Bank,  USAID, AusAID, UNICEF). Ia memiliki kontribusi dalam serangkaian riset opini dan exit poll pada pemilu dan pemilukada di wilayah Indonesia. Saat ini, Ia memiliki konsistensi mendorong penerapan Index Democracy Indonesia sejak berpartisipasi dalam UNDP IDI-Project. Ia memiliki pengalaman mengajar jurnalistik pers, hukum media massa, komunikasi politik, sosiologi komunikasi, media relations, dan komunikasi pemasaran.

Yuli Candrasari, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar, Surabaya, Jawa Timur, 60294, Indonesia

Associate Professor of Communications Science Department

Sumardjijati Sumardjijati, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar, Surabaya, Jawa Timur, 60294, Indonesia

Associate Professor of Communications Science Department

Pardianto Pardianto, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Jalan Ahmad Yani 117, Surabaya, Jawa Timur, 60237, Indonesia

Senior Lecturer at Communications Science Department

References

@catatanfilm. (2019, September 18). CATATANFILMTM on Instagram. Instagram. https://www.instagram.com/p/B2jbCIgp8FY/?utm_medium=copy_linkAbidin Achmad, Z., Gustave Kinan, J., & Dyah Artaria, M. (2017). Controversy on the Acceptance of Transgender Characterization in the Movie “Lovely Man.” Proceedings of the International Post-Graduate Conference on Media and Communication, 360–365. https://doi.org/10.5220/0007329503600365Achmad, Z. A. (2020a). Construct of Women, Violence, and Liberation of Identity in “FIKSI” Film. LENTERA: Journal of Gender and Children Studies, 2(1), 1–18. https://journal.unesa.ac.id/index.php/JOFCAchmad, Z. A. (2020b). Pergeseran Relasi antara Pendengar Radio dengan Institusi Radio dalam Masyarakat Jaringan (Studi Etnografi Virtual pada Radio-radio Budaya di Jawa Timur yang Bermediamorfosis). Universitas Airlangga.Achmad, Z. A., & Ida, R. (2018). Etnografi Virtual Sebagai Teknik Pengumpulan Data dan Metode Penelitian. The Journal of Society & Media, 2(2), 130–145. https://doi.org/10.26740/jsm.v2n2.p130-145Achmad, Z. A., Ida, R., Mustain, M., & Lukens-Bull, R. (2021). The Synergy of Islamic Da’wah and Madura Culture Programmes on Nada FM Sumenep Radio, Indonesia. Jurnal Komunikasi: Malaysian Journal of Communication, 37(2), 111–129. https://doi.org/https://ejournal.ukm.my/mjc/article/view/37323/12023Alamiyah, S. S., Arviani, H., & Achmad, Z. A. (2021). Mothers’ Medical-based Experience as the Most Sought-after Online Information by New Mothers During Pandemic COVID-19. The Journal of Society and Media, 5(1), 78–98. https://doi.org/10.26740/jsm.v5n1.p78-98Amindoni, A. (2019). “Kucumbu Tubuh Indahku”: ‘kampanye LGBT’ dan trauma tubuh yang menuai kontroversi. BBC News Indonesia.Andajani, S., Lubis, D., & Graham-Davies, S. (2015). Razia Terhadap LGBT sebagai Agenda Moralitas Palsu: Kajian Pemberitaan Media di Indonesia. Jurnal Perempuan, 20(4), 97–106.Angelone, L. (2018). Virtual Ethnography: The Post Possibilities of Not Being There. Mid-Western Educational Researcher, 31(3), 275–295.Antaranews.com. (2019). MUI Depok dukung pelarangan tayang film kucumbu tubuh indahku.Bhineka, I. K. G., Budiartha, I. N. P., & Ujianti, N. M. P. (2021). Pengaturan Hubungan Menyimpang di Luar Perkawinan Bagi Lesbian dan Gay dalam Perspektif Hukum Hindu. Jurnal Preferensi Hukum, 2(1), 83–87. https://doi.org/https://doi.org/10.22225/jph.2.1.2799.83-87Binekasri, R. (2014). Analisis semiotika homoseksual pria pada film arisan 2. XIII(2), 90–108.Candrasari, Y. (2019). Mediated Interpersonal Communication: A New Way of Social Interaction in the Digital Age. Proceedings of the 2nd International Media Conference 2019 (IMC 2019), 537–548. https://doi.org/10.2991/assehr.k.200325.041Dholakia, U. M., Bagozzi, R. P., & Pearo, L. K. (2004). A social influence model of consumer participation in network- and small-group-based virtual communities. International Journal of Research in Marketing, 21(3), 241–263. https://doi.org/10.1016/j.ijresmar.2003.12.004Dyanutami, D. (2015). Representasi Femininitas dan Seksualitas Remaja dalam Film [Universitas Airlangga Surabaya]. https://doi.org/10.31227/osf.io/etbksGiu, I. S., Susilastuti, D. N., & Basuki. (2009). Analisis Semiotika Kekerasan Terhadap Anak dalam Film Ekskul. Jurnal Ilmu Komunikasi, 7(1), 92–106.Hill, I. K. (2019). Facebook. Facebook. https://www.facebook.com/100013589705679/posts/629346260861692/?sfnsn=wiwspmoHine, C. (2000). Virtual Ethnography. Sage Publications Ltd.Kautsarina, K. (2018). Perkembangan Riset Etnografi Di Era Siber : Tinjauan Metode Etnografi Pada Dark Web. Masyarakat Telematika Dan Informasi : Jurnal Penelitian Teknologi Informasi Dan Komunikasi, 8(2), 145. https://doi.org/10.17933/mti.v8i2.109Kaya, J. B. (2016). Representasi Homoseksual dalam Film The Imitation Game. Jurnal E-Komunikasi, 4, 5–11.Kompas.com. (2019). Kucumbu Tubuh Indahku, Film Kontroversi dengan Sederet Prestasi.Kurniasari, N. A. (2017). Pengaruh Consumer Animosity Terhadap Purchase Unwillingness dalam Boikot pada Produk Kopi Internasional. Jurusan Strategic Communication, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Multimedia Nusantara.Kurniawan, Y., & Noviza, N. (2018). Peningkatan Resiliensi pada Penyintas Kekerasan terhadap Perempuan Berbasis Terapi Kelompok Pendukung. Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi, 2(2), 125. https://doi.org/10.21580/pjpp.v2i2.1968Kusuma, A. (2018). Potret gender harmoni pada keluarga urban (studi naratif film tentang relasi laki-laki dan perempuan dalam pertukaran beban kerja pada film Super Didi dan Hijab). Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim, 1(1).Kusuma, A., Purbantina, A. P., Nahdiyah, V., & Khasanah, U. U. (2020). A Virtual Ethnography Study: Fandom and social impact in digital era. Etnosia: Jurnal Etnografi Indonesia, 5(2), 238–251. https://doi.org/10.31947/etnosia.v5i2.10898Liputan6.com. (2019). Film Kucumbu Tubuh Indahku Diboikot, Produser Bereaksi.Liu, N., & Chan, H. C. (2011). A social identity perspective on participation in virtual healthcare communities. International Conference on Information Systems 2011, ICIS 2011, 4, 3280–3299.Marciano, A. (2014). Living the VirtuReal: Negotiating Transgender Identity in Cyberspace. Journal of Computer-Mediated Communication, 19(4), 824–838. https://doi.org/10.1111/JCC4.12081Nugroho, Y., K. Nugraha, L., Laksmi, S., Amalia, M., Andriani Putri, D., & Amalia, D. (2013). Media dan Kelompok Rentan di Indonesia : Empat Kisah (R. Ernunsari, B. Aryo Nugroho, & K. Nugraha (eds.)).Nurwahid, A. F. (2021). Career-mother in Indonesian Soap Opera: A Counter-stereotype Representation. ETTISAL : Journal of Communication, 6(1), 21–35. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21111/ejoc.v6i1.6239Priherdityo, E. (2019). Ulasan Film: “Kucumbu Tubuh Indahku.” CNN Indonesia. https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20190426103729-220-389810/ulasan-film-kucumbu-tubuh-indahkuPutu, N., Manu, C., Ayu, I. D., Joni, S., Luh, N., Purnawan, R., & Mateen, J. (2017). Self disclosure pengguna aplikasi kencan online (Studi pada Tinder). Universitas Udayana, 1(1), 1–9.Rachmaniar, R. A. (2017). Studi Etnografi Virtual tentang Komentar Kasar Netizen untuk Video Debat Final Pilkada DKI 2017 di Channel YouTube CNN Indonesia. LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi, 5(2), 43–50.Safitri, L. M. (2017). “Playing Identity” dalam Media Baru (Studi Analisis Media Siber Produksi dan Penerimaan Pesan Playing Identity Pengguna Aplikasi Tinder dalam Mengembangkan Hubungan). Universitas Sebelas Maret, Surakarta.Saleh, G., & Arif, M. (2017). Rekayasa Sosial Dalam Fenomena Save LGBT. Jurnal Komunikasi Global, 6(2), 148–163.Setyaningsih, R. (2016). Studi Semiotik Sikap Humanis-Religius dalam Trailer Film Ketika Mas Gagah Pergi. ETTISAL Journal of Communication, 1(1), 57. https://doi.org/10.21111/ettisal.v1i1.1054Simamora, R. (2018). Petisi Online sebagai Alat Advokasi Kebijakan: Studi Kasus Change.Org Indonesia Periode 2015-2016. Jurnal Komunikasi Indonesia, 6(1), 57–67. https://doi.org/10.7454/jki.v6i1.8617Takács, K. (2013). Models of InterGroup Conflict. Encyclopedia of the Mind, 435–437.Tempo.com. (2019a). Kontroversi Film “Kucumbu Tubuh Indahku.”Tempo.com. (2019b). “Kucumbu Tubuh Indahku”: ‘kampanye LGBT’ dan trauma tubuh yang menuai kontroversi.Triantoro, D. A. (2019). Konflik Sosial dalam Komunitas Virtual di Kalangan Remaja. Jurnal Komunikasi, 13(2), 135–150. https://doi.org/10.20885/komunikasi.vol13.iss2.art2Wahyuningtyas, D., Kusuma, A., Febrianita, R., & Achmad, Z. A. (2021). Local language programs in cultural radios to maintain Indonesian national identity. Etnosia: Jurnal Etnografi Indonesia, 6(1), 47–65. https://doi.org/10.31947/etnosia.v6i1.11973

Downloads

Published

2021-12-30