MEDIA SOSIAL, RUANG PUBLIK, DAN BUDAYA ‘POP’

Authors

  • Ropingi El Ishaq Institut Agama Islam Negeri Kediri
  • Prima Ayu Rizki Mahanani Institut Agama Islam Negeri Kediri

DOI:

https://doi.org/10.21111/ettisal.v3i1.1928

Keywords:

Media Sosial, Ruang Publik, Budaya Pop, Social Media, Public Space, Pop Culture

Abstract

AbstrakPenelitian ini akan mengkaji permasalahan media sosial, dalam hal ini instagram dan twitter sebagai media sosial yang banyak digunakan oleh khalayak luas. Melalui media ini opini khalayak dapat dibangun. Dan media sosial menjadi bagian yang tidak dapat dilepaskan dari budaya pop yang berkembang di tengah masyarakat. Sehingga perlu dikaji secara mendalam tentang penggunaan media social, pemanfaatan ruang public, dan relasi keduanya dengan budaya pop yang berkembang. Kajian ini perlu dilakukan untuk menemukan relasi antar ketiga realitas tersebut. Hasil kajian ini akan memberikan benang merah bagi pengembangan ilmu komunikasi, media, dan budaya, di tengah perkembangan masyarakat yang sedang bergerak ke era digital. Untuk itu perspektif konstruksi sosial perlu digunakan sebagai pisau analisisnya.  Hasil kajian ini, pertama, media sosial dimanfaatkan oleh berbagai lapisan sosial masyarakat untuk penyebaran informasi, sosialisasi, ekspresi diri, dan hiburan. Kedua, media sosial sebagai sarana mengisi ruang publik dengan diskusi mengenai isu-isu aktual, terutama hal-hal yang menyangkut kepentingan umum, politik, dan permasalahan sosial. Ramainya media sosial dengan informasi dan berbagai tanggapan dan komentar memungkinkan terjadinya peningkatan kesadaran dan ikatan politik serta ikatan sosial. Ketiga, sebagai bagian dari perkembangan budaya pop, media sosial menjadi sarana penyemai gagasan, ekspresi diri, serta menjadi bagian dari komodifikasi pesan. Budaya popular sebagaimana direpresentasikan dalam media sosial mencirikan adanya kecenderungan budaya yang cair (mudah berubah) dan bersifat permukaan. Ciri dari budaya popular adalah menganut ideology lifestyle (pencitraan, komodifikasi, dan artificial) yang bersifat permukaan atau kurang mendalam dan tidak komprehensif. AbstractThis study will examine the problem of social media, aspecially in instagram and twitter as a social media that many by the broad audiences. The opinion of audience can be created by this medium. And the social media as the importan part of pop culture in the community. There for, we need to discussion about of social media, for example the use of public’s space, and the relationship with pop culture. We must to know about the relation between the sides of reality. This study will provide a common thread for the development of communication science, media, and culture, in the development of society which moving into the digital era. For that reason, social construction should be a perspective of analysis. The results of this study emphasize, first, social media used by various social layers to information dissemination, socialization, self-expression, and entertainment. Second, social media as a means of filling the public space with actual issues, especially matters of public interest, politics, and social issues. The many of social media with information and various responses and comments allow for awareness and social bonding and social bonding. Third, as part of pop development, social media becomes a means of compilation, self-expression, and a part of the commodification of messages. The characteristic of popular culture is the adoption of a lifestyle ideology (imaging, commodification, and artificial) that is surface or less profound and not comprehensive. 

References

Barker, Chris. 2015. Cutural Studies: Teori dan Praktik, Diterjemahkan oleh Nurhadi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Briggs, Asa dan Burke, Peter. 2006. Sejarah Sosial Media dari Gutenberg Sampai Internet, Diterjemahkan oleh Zainuddin, A. Rahman, Jakarta Yayasan Obor.

Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi; Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta, Kencana Media Group.

Burton, Graeme. 2012. Media dan Budaya Populer, Diterjemahkan oleh Adlin, Alfathri. Yogyakarta: Jalasutra.

Cahya, Muhammad Bayu & Pinckey Triputra. 2016. Motif-Motif yang Mempengaruhi Participatory Culture Internet Meme; Studi pada Khalayak Media Sosia Path di Kalangan Mahasiswa. Jurnal Komunikasi Indonesia. 5/1

Downey, John and Fental, Natalie. 2003. New Media, Counter Publicity and the Public Sphere. London, Sage Publications.

Duff, Patricia A. 2002. Pop Culture and ESL Students; Intertextuality, Identity, and Participation ini Classroom Discussions. Journal of Adolescent &Adult Literacy.

Fiske, John. 2011. Memahami Budaya Populer, Diterjemahkan oleh Mahyuddin, Asma Bey. Yogyakarta: Jalasutra.

Fraser, Nancy. 2007. Transnationalizing The Public Sphere, On The Legitimacy and Efficacy of Public Opinion in a Post-Westphalian World. Journal Theory, Culture and Society

Habermas, Jurgen. 2015. Ruang Publik Sebuah Kajian tentang Kategori Masyarakat Borjuis, Diterjemahkan oleh Santoso, Yudi, Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Heryanto, Ariel. 2015. Identias dan Kenikmatan: Politik Budaya Layar Indonesia, Diterjemahkan oleh Sasono, Eric. Jakarta: Gramedia.

Hollows, Joanne. 2010. Feminisme, Femininitas, dan Budaya Populer, Diterjemahkan oleh Ismayasari, Bethari Anissa, Yogyakarta: Jalasutra.

Ibrahim, Idi Subandy. 2011. Budaya Populer Sebagai Komunikasi: Dinamika Popscape dan Mediascape di Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Jalasutra.

Ibrahim, Idi Subandy et.al. 2005. Lifestyle Ecstasy: Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas Indonesia. Yogyakarta: Jalasutra.

Jati, Warsito Raharjo. 2016. Cyberspace, Internet, dan Ruang Publik Baru; Aktivisme Online Politik Kelas Menengah Indonesia, Jurnal Pemikiran Sosiologi. 3/1.

Junaedi, Fajar. 2011. Komunikasi 2.0 Teoritisasi dan Implikasi. Yogyakarta: Buku Litera.

Littlejohn, Stephen W., & Foss. Karen A. 2009. Teori Komunikasi, diterjemahkan oleh Mohammad Yusuf Hamdan. Jakarta: Salemba Humanika.

Nasrullah, Rulli. 2015. Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa.

Nurudin. 2012. Media Sosial Baru dan Munculnya Revolusi Proses Komunikasi. Yogyakarta: Buku Litera.

Saluz, Caudia-Nef. 2007. Islamic Pop Culture in Indonesia an Antropological Field Study on Veiling Practices Among Students of Gadjah Mada University of Yogyakarta. Bern: Universitat Bern.

Shoemaker, Pamela J. and Reese Stephen D. 1996. Mediating the Message; Theories of Influences on Mass Media Content. New York USA. Longman Publishers.

Simarmata, Salvatore. 2014. Media Baru, Ruang Publik Baru, dan Transformasi Komunikasi Politik di Indonesia, Interact, 3/2.

Strinati, Dominic. 2016. Popular Culture: Pengantar Menuju Teori Budaya Populer, Diterjemahkan oleh Mukhid, Abdul. Yogyakarta: Narasi-Pustaka Promothea.

Sudarto, Tulus, Politik Disrupsi, “Kompas” 03 Mei 2018.

Wets, Richard and Turner, Lynn H. 2009. Pengantar Teori Komunikasi; Analisa dan Aplikasi, Diterjemahkan oleh Maria Natalia Damayanti Maer. Jakarta, Salemba Humanika.

Widjayanti, Ellita Permata. 2016. The Ideology of Popular Culture in Esti Kinasih’s Fairish, Leksema. Jurnal Bahasa dan Sastra IAIN Surakarta, 1/2

Wilhelm, Anthony G. 2003. Demokrasi di Era Digital: Tantangan Kehidupan Politik di Ruang Cyber, Diterjemahkan oleh Veraningtyas, N. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Downloads

Published

2018-06-05